Tunis, Situasi kini aman terkendali di Tunisia pada Rabu (13/6) setelah sebelumnya terjadi keributan antara ribuan umat Islam dengan kepolisian Tunisia yang berakibat pada penangkapan 162 Muslim negara tersebut.
Ribuan umat Islam ini terlibat bentrok dengan polisi Tunisia sebagai sebuah jawaban atas penghinaan terhadap Islam yang dilakukan oleh para seniman dalam sebuah pameran seni di kawasan La Marsa.
Polisi yang diturunkan mengaku terpaksa melakukan kedzhaliman dengan menembakkan gas air mata ke arah umat Islam.
Umat Islam sendiri tak mau kalah, mereka menyerang pos-pos polisi di seluruh negara tersebut hingga 62 anggota polisi Tunisia dilaporkan menderita luka-luka.
Cerita bermula ketika Ahad (10/6) kemarin sekelompok seniman sekuler menggelar sebuah pameran seni yang di dalamnya terdapat pameran lukisan Masjidil Haram dengan seorang wanita telanjang di dalamnya.
Tak cukup dengan itu, seorang seniman lain juga melecehkan Islam dengan menampilkan lukisan ejaan Allah dari rentetan semut. Naudzubillahi min dzalik!
Tunisia sendiri merupakan sebuah negara yang dalam 50 tahun terakhir dipimpin oleh seorang kafir sekuler, Ben Ali, yang akhirnya tumbang setelah desakan dahsyat dari umat Islam di seantero negeri tersebut.
Menyusul tumbangnya Ben Ali dan digelarnya pemilu pertama di negara tersebut, terpilihlah partai Enhada sebagai peraih suara terbanyak sehingga berhak atas mayoritas kursi di parlemen Tunisia.
Partai Enhada sendiri adalah sebuah partai politik yang mengklaim dirinya sebagai sebuah parpol “Islami” karena mereka tumbuh berdasarkan pemikiran gerakan Islam “Ikhwanul Muslimin” yang telah melenceng dari patron pendirinya Sheikh Hasan Al-Bana.
Melencengnya partai “Islami” Enhada dari ajaran Islam nampak dalam ulah mereka yang lebih memilih hukum selain hukum Islam untuk dijadikan konstitusi atau dasar negara Tunisia.
Hal inilah yang kemudian menyulut perhatian Amir gerakan jihad Al-Qaeda, Sheikh Ayman Al-Zawahiri, untuk menyeru kepada umat Islam di Tunisia untuk berjihad sekuat tenaga demi tegaknya syariat Islam di Tunisia.
Pesan Sheikh Ayman Al-Zawahiri inilah yang sering dikambinghitamkan oleh banyak pihak, terutama para sekuleris, sebagai biang kerok keributan di Tunisia yang berujung pada penangkapan 162 umat Islam tersebut.
Namun begitu, hal ini dapat ditampik dengan mudah menyusul sikap dari menteri kebudayaan setempat, Mehdi Mabrouk, yang meminta agar pameran seni yang menghina Islam tersebut segera ditutup.
Selain itu, alhamdulilah, para pegiat liberalisme dan sekularisme pun juga telah dituntut di mata hukum atas dakwaan memprovokasi umat Islam dengan menyerang simbol-simbol suci agama Islam. Wallahu’alam bish shawwab.
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih