WASHINGTON — Sebuah film dokumenter yang mengisahkan sikap heroik umat Muslim yang berani menanggung risiko demi menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kebrutalan Nazi telah ditayangkan pertama kali pada akhir pekan lalu dalam Festival Film Yahudi San Francisco.
Film ini menyoroti sebuah kisah yang terjadi di zaman yang masih misterius selama puluhan tahun. “Film ini ibaratnya seperti potongan sejarah yang penting. Melihat orang-orang Muslim sebagai pahlawan bagi orang Yahudi. Hal semacam ini bukanlah sebuah cerita yang umum di dunia kami,” ujar Rachel Goslins, sutradara film dokumenter.
Film bertajuk “Besa: The Promise”, mengisahkan orang-orang Muslim Albannia yang berani mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan orang-orang Yahudi dari keganasan Nazi selama Perang Dunia II. Selama perang, warga Albania membuka pintu perbatasan dan rumah mereka untuk menampung orang-orang Yahudi yang terbuang ketika banyak warga Yahudi yang diusir dari rumah mereka di Eropa.
Sikap terbuka orang Muslim Albania ini tidaklah diikuti oleh negara Eropa lain. Atas keberhasilan itu, tak seorang pun warga Yahudi yang diserahkan ke pemerintah Nazi di Albania selama okupasi.Film ini menjadi pelajaran tentang kerjasama antaragama dan berfokus pada perjalanan dua pria dari latar belakang yang sangat berbeda.
Tokoh pertama adalah Norman Gershman, seorang fotografer Amerika keturunan Yahudi yang selama satu dekade telah memotret banyak orang Muslim Albania yang ikut dalam upaya melindungi orang-orang Yahudi.
Gershman terlibat dalam proyek film selama lima tahun yang mengisahkan berbagai kisah pahlawan orang-orang Muslim Albania dalam menyelamatkan ribuan orang Yahudi, yang tinggal di Albania atas mencari perlindungan di sana, selama PD II.
Proyek itu dimulai ketika Gershman mulai memotret orang-orang non-Yahudi yang telah membantu orang Yahudi selama peristiwa Holocaust di New York. Gershman merasa terkejut saat menemukan banyak nama orang Muslim yang berasal dari Albania.
Tokoh protagonis kedua dalam film itu adalah seorang penjaga toko Albania bernama Rexhep Hoxha, yang lahir setelah PD II tapi berjuang keras selama puluhan tahun untuk memenuhi sumpah ayahnya yang telah meninggal pada tahun 1940-an. Orangtua Hoxha telah melindungi sebuah keluarga Yahudi selama Holocaust.
Ketika anggota keluarga itu pergi ke Israel, mereka meninggalkan sejumlah buku agama dan Hoxha berjanji akan mengembalikan kepada mereka pada suatu hari.Tayangan pertama film mengharukan ini ditayangkan di Festival Film Yahudi San Francisco. Film ini juga akan diputar di sejumlah wilayah di Amerika.
Manifestasi dari ajaran Islam untuk memenuhi janji dan melindungi orang lemah, orang-orang Muslim Albania memiliki istilah Besa, yaitu kode kehormatan di kalangan orang Albania yang menganggap janji sebagai sumpah suci dan menjadi alasan utama untuk melindungi orang-orang Yahudi.
“Kami tidak melakukan hal khusus. Ini adalah besa,” ujar Hoxha yang pergi ke Israel untuk memenuhi janji ayahnya memulangkan buku agama kepada keluarga Yahudi yang telah mereka lindungi selama PD II.
Pesan sama juga dialami Gershman, yang mengunjungi sejumlah keluarga Albania yang telah melindungi orang-orang Yahudi selama PD II. Ia melihat bahwa banyak orang Muslim Albania menganggap tindakan itu sebagai hal yang biasa karena banyak dilakukan oleh orang Albania lain.
Film dokumenter ini bukanlah yang pertama yang menyoroti era kegelapan itu selama puluhan tahun. Film lain bertajuk “Free Man” dirilis pada 2011 lalu dan menyoroti sikap heroik pendiri Masjid Agung Paris dalam menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kekejaman Nazi.
Film ini diluncurkan hampir lima tahun setelah Robert Satloff, direktur Washington Institute for Near East Policy, mengungkapkan berbagai kisah orang Arab yang menyelamatkan orang-orang Yahudi selama Holocaust dalam bukunya “Among the Righteous” pada 2006 lalu. Jumlah orang Yahudi yang tewas mencapai enam juta jiwa.
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih