WASHINGTON — Presiden AS Barack Obama kemarin bersumpah akan melacak para pembunuh Dubes AS untuk Libia dan memerintahkan pengetatan keamanan diplomatik di seluruh dunia. Dalam sumpahnya itu, Obama mennyebut ulah para pembunuh dubes AS dan tiga diplomat Amerika lain sebagai memalukan.
Dubes Christopher Stevens dan tiga diplomat Amerika lain tewas setelah sekelompok orang bersenjata menyerang konsulat AS dan sebuah rumah perlindungan untuk pengungsi di Benghazi, Selasa malam. Para pelaku adalah bagian dari massa yang marah setelah Amerika memproduksi sebuah film yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Kekerasan di Benghazi terjadi pada peringatan tahun kesebelas serangan Alqaida di AS pada 11 September 2001 lalu. Serangan dan aksi protes juga terjadi di Kedubes AS di Kairo. Para demonstran, termasuk dari berbagai kelompok Islam dan penggemar sepakbola, merobek dan membakar sebuah bendera Amerika.
Stevens adalah dubes AS pertama yang tewas dalam serangan semacam itu sejak Adolph Dubs, diplomat AS untuk Afganistan, tewas dalam percobaan penculikan pada 1979.
Pemerintah AS menilai serangan di Benghazi itu telah direncanakan jauh hari dan ada indikasi bahwa anggota faksi militan yang disebut Ansar al Sharia (Pendukung Hukum Islam) diduga telah terlibat.
Para pejabat AS juga mendapat kabar bahwa anggota afiliasi Alqaida untuk Afrika Utara, yang disebut Alqaida dalam Maghreb Islam, mungkin ikut terlibat.
Menyusul serangan itu, Washington memerintahkan evakuasi seluruh personel AS dari Benghazi ke Tripoli dan mengurangi jumlah staf di Tripoli untuk tingkat emergensi saja.
Militer AS bahkan memindahkan dua kapal penghancur AL AS ke pantai Libia untuk memudahkan pemerintahan Obama dalam mengambil aksi terhadap berbagai sasaran di Libia. Militer juga mengerahkan tim keamanan antiteroris Korps Marinir guna meningkatkan keamanan di sana.
Kekerasan di Benghazi dan Kairo juga menyebar ke negara Muslim lain.
Polisi menembakkan gas airmata ke massa yang marah di luar kedubes AS di Tunisia. Sementara itu ratusan orang berkumpul di depan gedung kedubes AS di Sudan. Di Moroko, puluhan demonstran membakar bendera AS dan meneriakkan slogan-slogan dekat konsulat AS di Casablanca.
Obama menyerukan dunia untuk bersatu menghadapi aksi brutal semacam itu seperti yang terjadi di Libia. Pemimpin Libia Mohammed Magarief minta maaf kepada AS atas serangan itu.
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih