WASHINGTON (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Islam Taliban dalam pernyataan menjelang peringatan serangan 11 September 2001 kemarin mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) menghadapi kekalahan telak di Afghanistan dan warga negara adidaya itu tidak aman di mana pun mereka pergi di dunia.
"Peringatan 11 September mendekati AS pada tahun ini pada saat ia menghadapi kekalahan telak secara militer, politik, ekonomi dan dalam semua unsur di Afghanistan serta kehabisan cara untuk memperpanjang perang tidak sahnya," kata pernyataan Taliban Afghanistan, seperti dikutip SITE Intelligence Group, yang bermarkas di AS, Senin (10/9/2012).
Pada Selasa 11 tahun lalu hampir 3.000 orang kehilangan nyawa dalam serangan terburuk di tanah Amerika Serikat, yang menyaksikan dua pesawat penumpang yang dibajak Al-Qaidah menghantam menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, dan satu lagi ke Pentagon. Pesawat keempat jatuh di lapangan Pennsylvania.
Setelah peristiwa tersebut AS dan sekutunya kemudian menyerbu Afghanisan untuk menghancurkan pemerintahan Islam Taliban dan sekutunya dari Al-Qaidah, menyebabkan perang berkepanjangan yang belum juga usai hingga kini di negara tersebut.
Pernyataan yang ditulis Taliban dalam bahasa Inggris dan disiarkan pada Ahad (9/9/2012) itu mencatat bahwa perang di Afghanistan yang berdalih pembalasan atas peristiwa September tidak memiliki dasar hukum atau etika, serta warga Afghanistan tidak terlibat dalam kejadian tersebut.
Meskipun AS menghabiskan sejumlah besar kekayaan militer dan ekonomi dalam perang itu, Taliban menegaskan tidak seorang AS pun aman di masyarakat mana pun saat ini.
Taliban juga menyatakan diri bukan ancaman, tapi bersumpah membela tanah airnya dan melanjutkan perjuangan sucinya melawan penjajah.
"Keamiran Islami, pada ulang tahun kesebelas peristiwa September ini, sekali lagi menyeru pejabat AS, anggota sekutu dan rakyatnya menghentikan menumpahkan darah rakyat Afghanistan tertindas di bawah dalihnya, dan mengikuti jalan akal sehat, bukan tirani dan kebodohan," catat Taliban.
Perang di Afghanistan kian kehilangan dukungan rakyat di AS. Bahkan, sebagian besar masyarakat AS menentang kehadiran tentaranya di Afghanistan, dan mendukung rencana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selaku sekutu AS menarik pasukan tempur pada akhir 2014.
Lebih dari 2.000 tentara AS tewas di Afghanistan. Sekira 100.000 AS serdadu saat ini berada di negara bergolak tersebut. (by/ant)
"Peringatan 11 September mendekati AS pada tahun ini pada saat ia menghadapi kekalahan telak secara militer, politik, ekonomi dan dalam semua unsur di Afghanistan serta kehabisan cara untuk memperpanjang perang tidak sahnya," kata pernyataan Taliban Afghanistan, seperti dikutip SITE Intelligence Group, yang bermarkas di AS, Senin (10/9/2012).
Pada Selasa 11 tahun lalu hampir 3.000 orang kehilangan nyawa dalam serangan terburuk di tanah Amerika Serikat, yang menyaksikan dua pesawat penumpang yang dibajak Al-Qaidah menghantam menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, dan satu lagi ke Pentagon. Pesawat keempat jatuh di lapangan Pennsylvania.
Setelah peristiwa tersebut AS dan sekutunya kemudian menyerbu Afghanisan untuk menghancurkan pemerintahan Islam Taliban dan sekutunya dari Al-Qaidah, menyebabkan perang berkepanjangan yang belum juga usai hingga kini di negara tersebut.
..Peringatan 11 September mendekati AS pada tahun ini pada saat ia menghadapi kekalahan telak secara militer, politik, ekonomi dan dalam semua unsur di Afghanistan serta kehabisan cara untuk memperpanjang perang tidak sahnya..
Pernyataan yang ditulis Taliban dalam bahasa Inggris dan disiarkan pada Ahad (9/9/2012) itu mencatat bahwa perang di Afghanistan yang berdalih pembalasan atas peristiwa September tidak memiliki dasar hukum atau etika, serta warga Afghanistan tidak terlibat dalam kejadian tersebut.
Meskipun AS menghabiskan sejumlah besar kekayaan militer dan ekonomi dalam perang itu, Taliban menegaskan tidak seorang AS pun aman di masyarakat mana pun saat ini.
Taliban juga menyatakan diri bukan ancaman, tapi bersumpah membela tanah airnya dan melanjutkan perjuangan sucinya melawan penjajah.
"Keamiran Islami, pada ulang tahun kesebelas peristiwa September ini, sekali lagi menyeru pejabat AS, anggota sekutu dan rakyatnya menghentikan menumpahkan darah rakyat Afghanistan tertindas di bawah dalihnya, dan mengikuti jalan akal sehat, bukan tirani dan kebodohan," catat Taliban.
Perang di Afghanistan kian kehilangan dukungan rakyat di AS. Bahkan, sebagian besar masyarakat AS menentang kehadiran tentaranya di Afghanistan, dan mendukung rencana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selaku sekutu AS menarik pasukan tempur pada akhir 2014.
Lebih dari 2.000 tentara AS tewas di Afghanistan. Sekira 100.000 AS serdadu saat ini berada di negara bergolak tersebut. (by/ant)
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih