Pintu Gereja Ditutup, 500 KK Jemaat HKBP Lapor Polisi

Permasalahan di Huria Kristen Batak Protestan Distrik Aceh Medan semakin panjang saja. Pasalnya, 500 Kepala Keluarga (KK) kini telah melaporkan secara hukum Pendeta Petrus MH Simangunsong ke kepolisian setempat karena menutup pintu gereja saat mereka hendak melakukan ibadah, Minggu (25/11).

"Justru itu kita datang ke Mapolsek Medan Timur untuk melaporkan kejadian ini. Tidak semestinya pintu gereja ditutup pendeta Petrus. Itu kemungkinan dilakukannya agar para jemaat tidak bisa beribadah. Para Jemaat kan perlu untuk beribadah, lagian kan beribadah itu merupakan hak dari warga negara," ujar Hasibuan, salah seorang pengurus HKBP Distrik Aceh Medan.

Lebih lanjut, Hasibuan menyatakan pihaknya hanya menuntut agar pintu gereja jangan ditutup.

"Sekitar 500 KK dari 800 KK jemaat di gereja HKBP ini setuju dengan peraturan yang berlaku dari distrik (pimpinan pusat) gereja HKBP," ungkapnya.

"Kami setuju dengan peraturan yang berlaku dan ditetapkan distrik. Jadi sekitar 500 KK itu tidak memilih siapa pendetanya, melainkan mengikuti peraturan. Sedangkan sekitar 300 KK yang lain hanya diam saja dan mereka memilih untuk tidak beribadah," pungkas Hasibuan yang mengaku selama ini beribadah di gedung sekolah minggu.

Di tempat yang terpisah, Kapolsek Medan Timur, AKP Efianto mengaku tidak akan ikut campur perseteruan antara pemimpin lama dan baru HKBP Aceh Medan. Ia menandaskan fokusnya dan aparat berwajib adalah pada tataran pengamanan gereja, bukan yang lain.

Sungguh menyedihkan di saat banyak gereja di Indonesia yang berfokus untuk memberkati lingkungan sekitar, justru HKBP Aceh Medan berkonflik antarsesama mereka. Berharap situasi ini segera mendapat penanganan cepat dari pengurus pusat HKBP sehingga setiap jemaat dapat kembali tenang beribadah dan gereja HKBP Aceh Medan pun bisa menjalankan perannya sebagai terang dan garam dunia sebagaimana yang diperintahkan Tuhan Yesus kepada seluruh umat-Nya di bumi.