 Uskup
 Agung Canterbury Dr. Rowan Williams mengaku selama ini salah dalam 
menangani isu homoseksual sehingga menimbulkan perpecahan di lingkungan 
gereja Anglikan.
Uskup
 Agung Canterbury Dr. Rowan Williams mengaku selama ini salah dalam 
menangani isu homoseksual sehingga menimbulkan perpecahan di lingkungan 
gereja Anglikan.
“Memikirkan kembali apa-apa yang menurut saya tidak dilakukan secara 
benar pada 10 tahun terakhir, menurut saya mungkin akan membantu kalau 
saja saya [dulu] segera berangkat ke Amerika Serikat, saat masalah 
pentahbisan uskup-uskup gay menjadi semakin sulit, dan lebih berhubungan
 langsung dengan Dewan Uskup Amerika,” kata Williams kepada Daily Telegraph (7/9/2012) sebagaimana dikutip Christian Post, Selasa (11/9/2012).
Komuni Anglikan mengalami perpecahan besar terkait pentahbisan Gene 
Robinson, uskup pertama di Amerika Serikat yang terang-terangan mengaku 
gay. Church of England yang dipimpin Williams juga bertentangan dengan 
Gereja Episkopal Amerika yang mendukung perkawinan homoseksual, di mana 
di Inggris perkawinan sejenis itu ditentang oleh Williams dan 
sejawatnya.
Williams sangat kritis terhadap Perdana Menteri Inggris David Cameron
 yang ingin melegalkan perkawinan sesama jenis sebelum tahun 2015. 
Akibatnya, gereja pun dituding homophobia karena membela perkawinan 
tradisional antara seorang pria dan wanita.
Dalam perkembangannya kemudian, sebagaimana yang dikatakan Williams kepada Daily Telegraph,
 menurutnya jika definisi perkawinan antara gereja dengan negara 
berbeda, maka hal itu akan menghalangi pasangan sejenis untuk bisa kawin
 di gereja.
Pemimpin tertinggi Anglikan dunia itu mengatakan, gereja telah salah karena mengesampingkan hak-hak kaum gay dan lesbian.
“Kami tidak benar-benar berada di garis depan memperjuangkan 
persamaan hak sipil bagi orang homoseksual dan kami salah dalam hal 
itu,” kata Williams.
Williams menilai sebagian keputusannya sebagai pimpinan Komuni 
Anglikan telah beberapa kali mengecewakan kelompok liberal dan 
konservatif. Dan oleh karenanya, menurut Williams, yang akan pensiun 
mengakhiri jabatannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Kristen Anglikan
 pada Desember mendatang, Church of England perlu memiliki figur 
“presiden” sehingga mereka bisa berbagi tugas. Di  mana figur presiden 
itu akan menangani isu-isu penting dan besar terkait Komuni Anglikan dan
 uskup agung Canterbury tetap sebagai pemimpin utama aliran Kristen 
Anglikan dunia.*
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih