Media Online Seputar Perbandingan Antara Ajaran Yesus Dan Ajaran Paulus Di Lengkapi Berbagai Artikel Menarik Lainnya

Oktober 2012

Saat Topan Sandy menerjang wilayah Pantai Timur AS, termasuk New York yang padat, orang-orang menggunakan media sosial dan internet untuk menerima dan mengirim informasi tentang peristiwa badai yang disebut paling dahsyat dalam 100 tahun terakhir.

Seperti halnya yang terjadi saat bencana melanda, khususnya di era dijital ini, foto-foto yang menggambarkan kedahsyatan Sandy menyebar di dunia maya. Namun sayang, tak semua informasi juga foto nyata adanya, beberapa di antaranya palsu atau direkayasa.

Berikut 5 foto palsu paling tenar yang beredar di internet selama Sandy menerjang dan memporakporandakan apapun yang ia lewati.

1. Awan mengerikan di atas Patung Liberty
Foto palsu awan mengerikan di atas Patung Liberty menyebar di situs jejaring sosial, Twitter. Meski masih kalah mengerikan dengan adegan di Film Independence Day. Foto tersebut direkayasa menggunakan Photoshop, dengan cara menggabungkan foto Pelabuhan New York dengan foto awan badai yang melanda Nebraska tahun 2004 lalu, yang diambil oleh Mike Hollingshead.

2. Makam tentara tak dikenal
Foto palsu topan Sandy
NPR men-tweet dan memposting foto tiga tentara yang menjaga Makam Prajurit Tak Dikenal di tengah badai, di Arlington National Cemetery. Dan menyebutnya sebagai, "salah satu foto paling menakjubkan yang bisa dijumpai saat ini".

Namun foto itu nyatanya diambil September lalu. NPR lalu mengklarifikasi lewat blognya, bahwa foto tersebut "tidak diambil selama Sandy menerjang". Washington Post, Daily Beast, Talking Points Memo dan sejumlah media lain juga memuat foto yang sama lalu mengklarifikasinya.

3. Awan menakutkan mengancam Empire State Building
Foto palsu topan Sandy
Foto ini beredar di Twitter dan Facebook, serta media sosial lain. Meski foto ini nyata, namun tidak diambil saat Sandy melanda. Melainkan foto yang pernah dimuat dalam Wall Street Journal pada 2011.

4. Gelombang menerjang Patung Liberty

Foto palsu topan Sandy
Ini tidaklah nyata. Melainkan wallpaper dari film The Day After Tomorrow.

5. Awan hitam menutupi Jembatan George Washington
Foto palsu topan Sandy
Awan gelap dan menakutkan menutupi landmark Kota New York. Gambar ini seolah nyata diambil saat Sandy "mengamuk", padahal faktanya foto itu diambil pada tahun 2009. (Sumber: Discovery | umi)


Dan inilah bonus photo palsu tersebut::



Lalu bagaimana dengan photo yang di bawah ini::

Apakah ini photo palsu atau imitasi :D :D


Sejak novel Frankenstein karya Mary Shelley terbit, kisah-kisah tentang ilmuwan gila dan karya mereka yang mengerikan, kerap bermunculan.
Ternyata, itu tak sekadar fiksi, ada di kehidupan nyata. Dari anjing zombie hingga alat untuk mengatur pikiran seseorang. Berikut sejumlah eksperimen paling mengerikan, atau dianggap mengerikan yang pernah dilakukan yang dikutip dari LiveScience.
1. Lubang hitam (black hole) "picu" kiamat
Saat akselelator paling hebat sejagad, Large Hadron Collider (LHC) dinyalakan, sejumlah orang menahan nafas. Selama bertahun-tahun beredar rumor, bahwa pemecah partikel itu bisa menciptakan lubang hitam mini yang bisa menghancurkan Bumi. Pada tahun 2008, sekelompok orang bahkan mengajukan gugatan untuk menghentikan operasional LHC, dengan alasan tabrakan atom bisa memicu kiamat.

Meskipun terdengar masuk akal, pada dasarnya tidak ada kesempatan bagi LHC untuk menghancurkan Bumi. Sebuah studi komperehensif mengalkulasi, sinar kosmik yang membombardir Bumi secara rutin menciptakan energi tubrukan yang lebih tinggi dari akseleletor partikel itu.

Penelitian itu mengungkap, "apa yang dilakukan alam setara dengan ratusan ribu kali program eksperimen LHC. Dan planet ini tetap bertahan."

Dan terbukti dunia tidak lantas luruh gara-gara LHC. Awal tahun ini, fisikawan bahkan mengumumkan partikel yang 99,999 persen Higgs boson -- partikel yang berfungsi memberi massa pada partikel lain. Atau populer dengan sebutan "partikel Tuhan"

2. Anjing zombi
Pada tahun 1940-an, ilmuwan Rusia merilis video yang menunjukkan beberapa kepala anjing yang terpenggal mampu bertahan hidup hingga beberapa jam. Bahkan diklaim bisa mengerakkan telinganya sebagai respon dari suara, dan bahkan menjilati bibirnya. Ilmuwan kala itu mengklaim, mereka bisa menghidupkan binatang yang tak lagi utuh itu dengan cara menggunakan sistem sirkulasi darah buatan.

Sementara pada tahun 2005 lalu, giliran ilmuwan Amerika Serikat yang menciptakan anjing zombie. Caranya, tim ahli membunuh sejumlah anjing dengan cepat, dengan cara menguras darah dalam tubuhnya dan menggantinya dengan oksigen dan larutan saline yang mengandung gula. Demikian menurut para peneliti dari Safar Center for Resuscitation Research dari University of Pittsburgh.

Lalu, tiga jam kemudian, tim mentransfusikan darah ke tubuh anjing tersebut, diikuti sengatan listrik. Anjing-anjing itu kembali pulih, meski beberapa di antaranya mengalami kerusakan permanen.

Meski caranya mengerikan, penelitian itu punya tujuan baik. Seperti dimuat Yearbook of Intensive Care and Emergency Medicine, penelitian itu mengungkapkan pengobatan semacam itu suatu saat bisa digunakan pada manusia. Untuk menyelamatkan orang yang mengalami pendarahan hebat, dengan memberi jeda waktu sebelum mereka ditangani dokter.

3. Pengontrol pikiran
Pada tahun 1950-an, CIA meluncurkan program superrahasia, MKULTRA. Tujuannya mencari obat atau teknik yang bisa digunakan untuk mengendalikan pikiran manusia. Lebih dari dua dekade selanjutnya, lembaga intelijen itu menggunakan halusinasi, kondisi kurang tidur ekstrem, dan alat kejut listrik sebagai upaya pencucian otak sempurna.

Ilmuwan CIA melakukan lebih dari 149 proyek riset sebagai bagian dari MKULTRA. Salah satunya, mereka mengetes efektivitas LSD  dalam situasi sosial tertentu dengan cara, diam-diam membubuhkan obat di sebuah bar di New York atau San Francisco. Atau menawarkan heroin pada pecandu agar mereka bisa berhalusinasi.

Dihantui skandal Watergate, pada tahun 1973 Direktur CIA, Richard Helms memerintahkan dokumen tang terkait dengan proyek tersebut dimusnahkan. Namun, sejumlah dokumen berhasil lolos, pada 1977 atas nama UU Kebebasan Informasi, sebanyak 20.000 halaman dirilis.

4. Perawat "mematikan"
Pada tahun 1963, psikolog sosial Stanley Milgram mengungkap bagaimana mahasiswa Yale bersedia memberikan kejutan listrik mematikan pada orang asing, jika aparat berwenang menghendakinya.

Dari sana, psikiater Charles Hofling ingin membuktikan bagaimana ketaatan mempengaruhi keputusan seseorang -- yang tidak mengetahui bahwa ia adalah bagian dari sebuah eksperimen.
Dalam sebuah makalah yang ditulis pada 1966, "An Experimental Study of Nurse-Physician Relationships", Hofling mendeskripsikan sebuah protokol mengerikan: seorang dokter meminta perawat yang tugas malam untuk menambah obat pasien dua kali lipat dari dosis maksimal lewat telepon. Tanpa diketahui perawat, "obat" itu sebenarnya adalah pil yang sama sekali tak bermanfaat. Dan dokter yang memerintahkan adalah dokter palsu.

Herannya, 21 dari 22 perawat memenuhi perintah itu, meski tahu benar obat itu membahayakan pasiennya dan melanggar aturan RS dengan menerima perintah lewat telepon.

Studi ini menunjukkan bagaimana aura sebuah otoritas bisa mempengaruhi keputusan etis seseorang.

5. Bomber kelelawar
Pada Perang Dunia II, Korps Angkatan Laut AS mengerjakan sebuah proyek untuk melatih kelelawar sebagai bomber kamikaze melawan Jepang.

Adalah seorang dokter gigi asal Pennsylvania, Lytle Adams, yang mengajukan ide tersebut pada Gedung Putih pada tahun 1942, setelah mengunjungi gua kelelawar di Carlsbad Caverns, New Mexico.

Caranya dengan menciptakan bom kecil dan memanfaatkan sensor alami hewan itu untuk bersarang di lumbung dan loteng.

Rencana Lytle itu, kelelawar yang dipasangi bom itu akan terbang ke Jepang, bersarang di bangunan di kota-kota di Negeri Matahari Terbit yang sebagian besar terbuat dari kayu. Dan meledakkannya.

Korps Marinir menangkap ribuan kelelawar di Meksiko dan mengembangkan alat peledak untuk dipasang di punggung hewan itu. Namun, proyek ini dibatalkan pada tahun 1943, mungkin karena pemerintah AS telah membuat kemajuan berarti dalam proyek bom atom. (umi)

Sebuah film baru,besutan Joshua Lincoln Oppenheimer Sutradara dari Texas-AS yang bermukim di London  dengan judul The Act of Killing, sebuah film dokumenter menampilkan pengakuan seorang algojo PKI, pasca 1965.Anwar Congo.

Ditengah maraknya kontroversi peredarannya, malah film ini sukses setelah diputar di Telluride Film Festival (AS) dan Toronto International Film Festival (Kanada), film The Act of Killing telah menjangkau secara luas dan sambutan hangat atas film ini berkembang lebih besar dari yang pernah diharapkan. The Act of Killing adalah film terbaik dan paling mengerikan di Festival Film Toronto tahun ini, setiap bingkainya menakjubkan," tulis The Guardian English.
Dan mulai  7 November mendatang di Denmark. Film ini diputar pada event besar di 56 kota Denmark serta di 60 bioskop di Denmark. Setelah penayangan film ini, penonton diundang untuk berpatisipasi langsung untuk menghadiri sesi tanya jawab.
Di Denmark film The Act of Killing juga disebut dengan judul Free Men. Pemutaran film diselenggarakan di bawah Doxbio, platform dokumenter khusus yang tersebar di Denmark.


Banyak pembaca dan pecinta film di beberapa negara, seperti di Belanda dan Inggris, menunggu pemutaran film tersebut. Demikian pula masyarakat di Indonesia. Mereka menunggu kapan film itu akan masuk dan diputar. Manajemen The Act of Killing mengatakan film itu bisa diputar gratis dan bebas untuk orang Indonesia.

Meski belum beredar di negeri ini, film ini langsung menyulut kontroversi. Aktor utama Anwar Congo merasa ditipu oleh sutradara karena mengubah judul film tanpa sepengetahuannya. Semula film yang dimainkannya itu berjudul Arsan & Aminah.


Selain itu, hingga kini ia belum menonton hasil final film The Act of Killing itu.  
The Act of Killing merupakan film di atas film. Film dokumenter ini membingkai film  Arsan dan Aminah yang dibuat Anwar. Film juga merekam semua adegan dan wawancara dengan Anwar di sela-sela syuting Arsan dan Aminah.
Lewat  The Act of Killing, Joshua menyajikan pengakuan yang mencengangkan dari pelaku pembantaian 1965-1966. Hingga kini pelaku ini merasa sebagai pahlawan. Mereka menganggap pembantaian itu layak dilakukan.
“Ya saya merasa ditipu,” kata Anwar dalam jumpa pers bersama Pengurus PP Sumatera Utara, Rabu (26/9) lalu.

Anwar Congo yang menjadi Pemeran Utama  mengatakan, saat pertama membuat film itu, Sang Sutradara mengaku bahwa film ini dibuat hanya untuk tesis, tidak untuk dipublikasikan. Namun ternyata Film tersebut diputar di Festival Film Toronto Kanada.


Menurut dia, Act of Killing mendiskreditkan PP. Dia pun tidak ingin film itu diputar di Sumut. “Terus terang saya keberatan dan menganggap film itu tidak berimbang, karena hanya mengisahkan korban dari Partai komunis saja, tidak mengisahkan korban dari pihak lain.
Kalau disetujui kita akan buat film tandingan dan sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” katanya. Sementara itu Ketua MPW PP Sumatera Utara, Anuar Shah tak mempertimbangkan untuk melakukan tuntutan. “Bisa. Kita akan tuntut,” tandasnya.
Meski merasa ditipu, Anwar tidak membantah melakukan pembantaian pada PKI. 


Film dokumenter The Act Of Killing melewati proses pembuatan selama 7 tahun. The Act Of Killing bercerita tentang  kasus pembantaian massa Partai Komunis Indonesia (PKI) di Sumatra Utara 1965 silam.

Anwar Kongo , tokoh utama pada film itu, merupakan lakon asli pembantai ratusan anggota PKI di Sumut.

Sebelum menjadi algojo, Anwar merupakan seorang preman pasar. Kehidupannya berubah pada 1965, saat tentara merekrutnya sebagai pasukan berani mati.

Kiprahnya sebagai pasukan berani mati cepat teruji. Apalagi, sebagai preman, Anwar telah akrab dengan dunia kekerasan dan kejahatan jalanan.

Alhasil, bersama tentara, rasa kebencian Anwar terhadap komunis pun kian berkobar. Ia pun tak segan untuk membunuh bahkan membakar para komunis dengan tangannya sendiri.

Tak ada raut menyesal ketika membunuh. Anwar bersama rekan-rekannya bahkan tampak puas dalam menjalankan aksinya. 
Berbagai cuplikan yang ditampilkan dalam film, mengungkapkan kembali bagaimana Anwar Congo menggunakan kawat sebagai senjata andalan yang digunakan dalam pembantaian. 

Pembunuhan dengan lilitan kawat tergolong bersih, tanpa perlu ceceran darah. Ia tidak suka dengan bau dan kotornya ceceran darah. “Leher itu cuma segini,” ujar pria berusia 72 tahun itu sambil membuat ukuran leher dengan pertemuan jari kedua tangannya.


 Trailer Film The Act Of Killing


Sebagai hadiah hari raya Idul Adha 1433 H, Yayasan Media Al-Kataib pada Kamis (25/10) merilis video perayaan hari raya Idul Adha yang diselenggarakan oleh Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Syuhada' Somalia. Video berdurasi 25 menit itu diberi judul Asybal Asy-Syuhada' 2, Anak-anak para syuhada' bagian 2.
Video itu merekam perayaan hari raya Idul Adha 1433 H penuh berkah yang diselenggarakan oleh Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Syuhada'. Perayaan tersebut diramaikan dengan sejumlah lomba, pementasan drama, game dan pembagian hadiah untuk anak-anak para syuhada' mujahidin Ash-Shabab Somalia.
Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Syuhada' didirikan pada tanggal 19 Jumadil Ula 1432 H. Yayasan menerima, mengasuh dan mendidik anak-anak laki-laki para syuhada' dalam usia 6 – 10 tahun. Yayasan mendidik anak-anak tersebut selama 6 tahun.
Selama 2 tahun pertama, anak-anak tersebut menghafalkan Al-Qur'an. Selama 2 tahun berikutnya, mereka belajar hukum-hukum Al-Qur'an, tulis-menulis dan Bahasa Arab. Anak-anak yang telah menjalani 4 tahun masa pendidikan tersebut memiliki kemampuan yang setara dengan anak-anak yang lulus pendidikan sekolah dasar.
Selama 2 tahun berikutnya, anak-anak tersebut mempelajari dan menghafalkan sejumlah kitab matan. Anak-anak yang menyelesaikan pendidikan tersebut memiliki kemampuan yang setara dengan anak-anak lulusan SMP. Setelah menempuh 6 tahun masa pendidikan di Yayasan Asy-Syahid, anak-anak tersebut memiliki kemampuan mengikuti pendidikan SMA.
Perayaan Idul Adha 1433 H dalam kompleks Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Syuhada' dihadiri oleh ratusan orang, terdiri dari puluhan anak para syuhada', pengurus yayasan, tokoh-tokoh masyarakat dan keluarga anak-anak yatim tersebut.
Acara dimulai dengan pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-Qur'an. Seorang anak maju ke panggung dan membacakan surat Ash-Shaf secara hafalan:
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian apabila Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih?
(yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya,
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar."(QS. Ash-Shaf [61]: 10-12)
Acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh wakil anak-anak yatim. Dalam kata sambutannya, seorang wakil anak yatim mengatakan:
"Segala puji bagi Allah semata, nikmat-nikmat Allah senantiasa dilimpahkan kepada kami dalam Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Syuhada' sampai saat ini. Di yayasan Ini kami telah menerima pelajaran Al-Qur'an, tauhid dan ilmu-ilmu lainnya serta adab-adab yang mulia. Kami berdoa kepada Allah semoga meluaskan kemampuan yayasan ini sehingga bermanfaat bagi seluruh putra umat Islam.
Dalam suasana perayaan hari raya Idul Adha ini, sekalipun kita merasakan kesedihan, sesungguhnya musuh-musuh Allah juga merasakan kesedihan yang serupa. Kemudian saya pesankan kepada saudara-saudaraku, anak-anak yatim dan putra-putra umat Islam, ambillah pelajaran dengan cerdas, ketahuilah sesungguhnya perkaranya sangat serius, hati-hatilah jangan sampai kalian dilenakan oleh sikap santai, sehingga kalian menjadi korban jeratan musuh. Ambillah sejarah ayah-ayah kita para syuhada', ikutilah jejak langkah mereka karena mereka adalah orang-orang yang berbahagia."
Nampak sang anak menyeka matanya, menahan kesedihan dan air matanya supaya tidak menetes.
Seorang anak kemudian tampil di panggung, membacakan syair kegembiraan hari raya Idul Adha dan jihad di jalan Allah.
Anak-anak kemudian tampil bersama-sama di pangung. Mereka mendendangkan nasyid dipandu oleh seorang di antara mereka:
Ana syiblu asy-syahidiWa lii 'azmul hadidiWa maa ziltu yaqinan'ala 'ahdil jududi
 Aku anak seorang syahid
Ku punya tekad baja
Ku selalu yakin
datangnya era generasi baru 
wa yaa islamu absyirbi-jaarin min jadidinnuharrir min hijazinwa qudsin min Yahudi
Wahai Islam bergembiralah
Dengan tetangga (mujahidin) baru
Kami kan bebaskan negeri Hijaz
Dan Al-Quds dari penjajah Yahudi
Usai melantun nasyid perjuangan, anak-anak memekikkan takbir sebanyak tiga kali, kemudian turun dari panggung.
Acara dilanjutkan dengan pementasan drama jihad. Sejumlah anak tampil di panggung dengan menenteng beragam jenis senjata mainan. Grup Usamah bin Zaid, nama regu mujahidin cilik tersebut, memperagakan latihan fisik dan militer sebelum terjun ke kancah jihad. Setelah itu, mereka duduk membentuk lingkaran. Komandan memberikan khutbah penghasung semangat jihad. Ia membacakan firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kalian apabila Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kalian dari azab yang pedih?
(yaitu) kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa kalian. Itulah yang lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahuinya,
Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kalian) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar."(QS. Ash-Shaf [61]: 10-12)
Ia juga membacakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa salam: "Aku diutus menjelang hari kiamat dengan pedang, sehingga Allah semata Yang diibadahi, rizkiku dijadikan di bawah naungan tombakku, kehinaan dan kerendahan ditetapkan atas orang-orang yang menyelisihi urusanku, dan barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum maka ia termasuk golongan mereka." (HR. Abu Daud, Ahmad dan Al-Baihaqi)
Regu Usamah bin Zaid kemudian bersiap-siap untuk melakukan serangan. Sebelum serangan dimulai, salah seorang anggota regu berdoa: Allahummarzuqni asy-syahadata, Allahummarzuqni asy-syahadata, Allahummarzuqni asy-syahadata. Ya Allah, karuniakanlah mati syahid kepadaku. Ya Allah, karuniakanlah mati syahid kepadaku. Ya Allah, karuniakanlah mati syahid kepadaku."
Regu mujahidin kemudian bertempur dengan regu musuh. Regu musuh berhasil dikalahkan oleh mujahidin. Di atas panggung, anak-anak juga menampilkan adegan merawat seorang mujahid yang terluka dan menggotong seorang mujahid yang gugur dalam pertempuran.
Seusai pertempuran, regu mujahidin kembali duduk melingkar. Mereka mendengarkan pengarahan dari salah seorang "ulama" mereka. Dalam nasehatnya, "ulama" cilik itu membacakan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa salam: "Orang yang mati syahid memiliki enam keutamaan di sisi Allah. Dosa-dosanya akan diampuni sejak tetesan darah pertamanya, ia melihat tempat duduknya kelak di surga, ia dihiasi dengan hiasan iman, ia dijauhkan dari azab kubur, ia aman dari dahsyatnya huru hara hari kiamat, di atas kepalanya dipasang mahkota kebesaran yang penuh dengan batu mutiara di mana satu butir yaqut saja lebih baik dari dunia dan seluruh isinya, dinikahkan dengan 72 bidadari dan diber hak untuk memberi syafa'at bagi 70 anggota keluarganya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Tidak semua acara peringatan tersebut bersifat sangat serius dan menegangkan. Yayasan Asy-Syahid juga mengadakan sejumlah game yang menghibur. Salah satunya, adu cepat menduduki kursi. Sejumlah kursi diatur dalam posisi melingkar di tengah panggung. Anak-anak yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah kursi kemudian berjalan mengitari kursi menurut hitungan acak panitia. Secara tiba-tiba panitia akan menghentikan hitungan, saat itulah anak-anak harus saling mendahului duduk di kursi. Anak yang tidak kebagian kursi dianggap gugur, tidak boleh mengikuti game lagi. Ia harus mundur dari panggung disertai pengurangan jumlah kursi di panggung. Semakin lama jumlah kursi dan peserta game akan berkurang. Pada akhirnya hanya akan tersisa satu kursi dan dua peserta, di mana satu peserta menjadi pemenang.
Usai sesi game, panitia membagikan sejumlah hadiah kepada anak-anak. Kaset tilawah Al-Qur'an, buku, senjata mainan dan sejumlah hadiah lainnya telah dipersiapkan panitia untuk menghibur anak-anak para syuhada'. Perayaan Idul Adha 1433 H ini terselenggara berkat kerja sama Yayasan Asy-Syahid Untuk Pengasuhan Anak-anak Para Syuhada' dan Bidang Dakwah Mujahidin Ash-Shabab Somalia.
 Allahu Akbar
Kejayaan hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman, akan tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya.

Yayasan Media Al-Kataib
Mujahidin Ash-Shabab Somalia
Kamis, 9 Dzulhijah 1433 H / 25 Oktober 2012 M


Link Download

Kwalitas tinggi
519,2 MB
Kwalitas menengah
 230 MB
Kwalitas mobile
20,3 MB
Live streaming
https://www.youtube.com/watch?v=0zYR6BiGukI
http://www.dailymotion.com/video/xul...y-2_shortfilms

KAMPALA  - Empat tentara teroris Uganda yang mendukung misi Uni Afrika di Somalia pada Selasa (23/10/2012) tewas dalam sebuah serangan oleh Mujahidin Al shabaab.
Serangan terhadap tentara yang unitnya menjadi bagian dari kekuatan yang maju ke arah Baidoa, merupakan insiden serius pertama yang langsung menargetkan pasukan AMISOM sejak operasi militer di wilayah Shabelle dimulai pada Agustus lalu.  Baidoa terletak sekitar 200 km dari Mogadishu, ibukota Somalia.
Sumber mengatakan kepada Shabelle bahwa pasukan Uni Afrika diserang di Baldogule oleh Mujahidin Al Shabaab yang telah mundur dari daerah tersebut sebagai taktik militer.
Pangkalan Baldogule yang lebih besar dari Bandara Internasional Mogadishu, telah diduduki oleh pasukan Uganda pada pekan lalu.  Juru bicara militer, Felix Kulayigye mengonfirmasikan insiden dan mengatakan tentara Uganda tewas dalam sebuah ledakan.

Seorang informan untuk unit intelijen Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah diperintahkan untuk mengumpan Muslim.  Ia menjalani kehidupan ganda, memotret Masjid dan mengumpulkan nama-nama orang yang tidak bersalah yang menghadiri kelompok belajar Islam, menurut pengakuannya kepada AP.
Shamiur Rahman (19), seorang Amerika-Bangladesh yang kini mengecam sendiri tindakannya sebagai seorang informan, mengatakan, polisi menyuruhnya untuk menjalankan strategi yang disebut "membentuk dan menangkap".  Dia mengatakan melibatkan percakapan mengenai Jihad, kemudian menangkap respon yang akan dikirim ke NYPD.  Untuk pekerjaannya, ia mendapatkan 1.000 USD setiap bulannya dan surat berkelakuan baik dari polisi setelah serangkaian penangkapan ganja kecil.
"Kami membutuhkan Anda untuk berpura-pura menjadi salah satu dari mereka," ujar Rahman yang menambahkan bahwa polisi mengatakan "ini teater jalanan".
Rahman mengatakan ia yakin kini pekerjaannya sebagai informan melawan Muslim di New York telah merugikan konstitusi.  Setelah ia menungkapkan kepada teman-temannya mengenai pekerjaannyauntuk polisi-dan setelah ia mengatakan kepada polisi bahwa ia telah dikontak oleh AP-ia tidak lagi menerima pesan teks dari atasan NYPD nya, "steve" dan nomer teleponnya telah tidak aktif.
Rahman menunjukkan bagaimana NYPD melepaskan informan di lingkungan Muslim, sering tanpa target tertentu atau yang dicurigai melakukan kriminal.  Apa yang dikatakan Rahman merupakan taktik NYPD yang sering dibantah oleh NYPD sendiri.
AP menguatkan pengakuan Rahman melalui catatan penangkapan dan pesan teks berminggu-minggu antara Rahman dengan handler polisinya.  AP juga meninjau foto-foto Rahman yang dikirim ke polisi.  Teman-temannya mengonfirmasi Rahman berada di acara-acara tertentu ketika mereka juga berada di sana, dan mantan pejabat NYPD mengatakan walaupun tidak mengenal Rahman secara pribadi, taktik yang ia gambarkan digunakan oleh informan.
Informan seperti Rahman merupakan komponen utama dari program NYPD untuk memonitor lingkungan Muslim sejak tahun 2001.  Pejabat polisi telah memata-matai pebisnis Muslim, meletakkan kamera video di Masjid-masjid dan mengumpulkan plat nomer Jamaah Masjid.  
Informan yang disebar di Masjid yang secara formal disebut "crawler Masjid", memberitahu polisi apa yang dikatakan oleh imam Masjid dalam setiap khubah mereka dan memberikan polisi daftar peserta yang hadir, bahkan ketika tidak ada bukti bahwa mereka telah melakukan kejahatan.  Program ini dibangun dengan bantuan dari CIA.
Polisi merekrut Rahman pada akhir Januari setelah penangkapan ketiga atas tuduhan pelanggaran narkoba, di mana diyakini Rahman memiliki konsekuensi hukum serius.  Seorang petugas berpakaian preman mendekatinya di penjara Queens dan bertanya apakah dia ingin mengubah hidupnya.
Bulan berikutnya, Rahman mengatakan, ia berada dalam daftar gaji NYPD.
Juru bicara NYPD, Paul Browne tidak mau berkomentar mengenai hal ini.  Dia membantah NYPD menyebar mata-mata.
Dalam sebuah wawancara pada 15 Oktober lalu dengan AP, Rahman mengatakan ia menerima sedikit pelatihan dan memata-matai apapun dan siapapun.  Ia mengambil gambar di dalam Masjid yang ia kunjungi dan menguping apa yang dikatakan imam.
Rahman mengatakan, dia berpikir dirinya melakukan pekerjaan penting untuk melindungi New York dan menganggap dirinya pahlawan.
Salah satu tugas pertamanya adalah memata-matai kuliah di Asosiasi Mahasiswa Muslim di John Jay College di Manhattan.  Pembicara adalah Ali Abdul Karim, pemimpin keamanan di Masjid At-Taqwa di Brooklyn.  NYPD telah memperhatikan Karim selama bertahun-tahun dan siap menyusup ke dalam Masid.
Rahman juga diperintahkan untuk memantau kelompok mahasiswa itu sendiri, meskipun ia tidak diberitahu untuk menargetkan seseorang secara khusus.  Steve mengatakan kepadanya untuk mengambil gambar orang-orang yang menghadiri acara itu, menentukan siapa pemilik asosiasi dan mengidentifikasi kepemimpinannya.
Pada 23 Februari, Rahman menghadiri acara dimana Karim yang mengisinya dan mendengarkan dengan baik, dia siap untuk menangkap apa yang disebut "kejanggalan dalam pembicaraan".  NYPD mengatakan setiap kata seperti "Jihad" atau "revolusi" perlu dilaporkan.
Talha Shahbaz, wakil presiden kelompok mahasiswa, bertemu dengan Rahman dalam acara tersebut.  Saat Karim menyelesaikan pembicaraannya mengenai warisan Malcolm X, Rahman mengatakan kepada Shahbaz bahwa ia ingin tahu lebih banyak mengenai kelompok mahasiswa.  Mereka ternyata menghadiri sekolah tinggi yang sama di Qeens.
Rahman mengatakan dia ingin mengubah hidupnya dan berhenti menggunakan narkoba, dan mengatakan ia percaya Islam bisa memberikan tujuan dalam hidup.
Pada hari-hari berikutnya, Rahman berteman dengannya di Facebook dan saling bertukar nomer telepon.  Shahbaz, seorang warga Pakistan yang datang ke Amerika tiga tahun lalu, memperkenalkan Rahman dengan Muslim lainnya.
"Dia mengatakan kepada kami bagaimana ia mencintai Islam dan mengubah hidupnya," ujar Asad Dandia yang juga menjadi teman Rahman.
Diam-diam, Rahman mengumpulkan informasi mengenai rincian kehidupan mereka, mengambil gambar mereka ketika makan di restoran, mencatat plat nomer mereka atas perintah dari NYPD.
Sesuai instruksi NYPD, ia pergi ke acara-acara lain di John Jay, termasuk ketika siraj Wahhaj berbicara pada bulan Mei.  Wahhaj (62), adalah tokoh menonjol, seorang imam New York yang telah menarik perhatian otoritas selama bertahun-tahun.  Jaksa menyertakan namanya dalam tiga setengah halaman daftar nama yang dikatakan "diduga sebagai co-konspirator" dalam pemboman WTC di tahun 1993, meskipun ia tidak pernah dituntut.  Pada tahun 2004, NYPD menempatkan Wahhaj dalam daftar pengawasan "terorisme" internal dan mencatat bahwa ideologinya cukup radikal dan anti-Amerika.
Malam itu di John Jay, seorang teman mengambil foto Wahhaj dengan Rahman yang tersenyum.Rahman mengatakan ia terus mengawasi kelompok mahasiswa dan menggunakan Shahbaz dan teman-temannya untuk memudahkan perjalanan ke cara yang diselenggarakan oleh Islamic Circle of North Amerika dan Muslim American Society.  Konvensi tahunan masyarakat di Hartford, Conn, menarik sejumlah besar Muslim dan banyak menarik perhatian NYPD.  Menurut dokumen yang diperoleh AP, NYPD mengirim tiga informan pada tahun 2008 dalam acara ini.Rahman diberitahu untuk memata-matai dan mengumpulkan setiap informasi.  Shahbaz membiayai biaya perjalanan Rahman.
Rahman yang lahin di Queens, mengatakan ia tidak pernah menyaksikan kegiatan kriminal atau melihat orang melakukan sesuatu yang salah.
Dia kadang sengaja salah menafsirkan apa yang dikatakan orang.  Misalnya, Rahman mengatakan ia meminta pendapat orang, apa yang mereka pikir mengenai serangan terhadap Konsulat AS di Libya.  Itu mudah untuk mengambil pernyataan diluar konteks, ujarnya.  Ia mengatakan hanya ingin menyenangkan hati handlernya di NYPD.
"Aku sedang berusaha untuk mendapatkan uang," ujar Rahman.  "Aku sedang bermain sebuah permainan."
Rahman mengatakan polisi tidak pernah membahas kegiatan orang-orang yang ditugaskan untuk dimata-matai.  Dia mengatakan, polisi pernah berkata kepadanya sekali, "kami tidak berpikir mereka sedang melakukan sesuatu yang saah, kami hanya perlu memastikan."
Suatu hari, pada 16 September, ia bangun pagi-pagi untuk menghadiri acara di Masjid Al Farooq di Brooklyn, mengambil gambar imam dan daftar orang yang hadir.  Dia juga memberikan nomer ponsel mereka kepada NYPD.  Malam harinya ia memata-matai orang di Masjid Al Ansar, juga di Brooklyn.
Rahman akhirnya memata-matai teman-temannya, mencatat bahwa mereka kadang mengirimkan makanan kepada keluarga Muslim yang membutuhkan.  Dia mengatakan ia pernah diidentifikasioleh informan NYPD lainnya.
Ia mengambil 200 USD dari NYPD lainnya dan mengatakan kepada mereka bahwa ia selesai sebagai informan.  Ia mengatakan NYPD menawarkan uang lebih banyak, namun ia menolaknya.  
Ia mengatakan kepada teman-temannya di Facebook pada awal Oktober bahwa ia merupakan mata-mata polisi namun ia telah berhenti.
Ia juga memperdagangkap pesannya dengan Shahbaz di Facebook, mengakui bahwa ia memata-matai mahasiswa di John Jay.
"Saya adalah seorang informan untuk NYPD, untuk sementara waktu, menyelidiki terorisme," tulisnya pada 2 Oktober.  Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi berpikir apa yang dijalankannya adalah sesuatu yang benar.  Mungkin ia telah memburu "teroris", "tapi aku ragu".
Shahbaz mengatakan telah memaafkan Rahman.
"Aku benci, telah menggunakan orang lain untuk menghasilkan uang," ujar Rahman.  "Aku membuat kesalahan".

M Fachry untuk Al-Mustaqbal.net

JAKARTA-Kini sudah saatnya umat Islam di negeri ini membuka lebar-lebar matanya terhadap apa yang dilakukan Densus 88 yang selalu mendzolimi umat Islam, khususnya para aktivis Islam. Kali ini kedzoliman Densus 88, kaki tangan AS dan Australia, ini menimpa saudara Muslim kita, Akhi Nanto, Aktivis Masjid yang dicokok Densus 88 saat membagikan hewan qurban. Dzolim!

Akhi Nandi atau Sunardi Sofyan, saudara kembar Akhi Nanto menceritakan kronologis penangkapan adiknya, pada hari Sabtu (27/10/2012) sebagai berikut :

“Saya keluar Gang Kebon Kacang 14 menuju Kebon Kacang 9 itu mau bagikan daging qurban untuk abang saya yang nunggu di mobil, terus adik saya (Sunarto) ditangkap. Saya minta surat penangkapannya tidak dikasih tapi mereka bilang resmi. Terus tim Gegana masuk ke rumah, padahal di rumah ini lagi banyak orang. Keluarga besar saya lagi pada kumpul, karena ketika Idul Adha kita motong 48 ekor sapi, jadi ramai,” ujar Nandi, sapaan akrabnya, saat dihubungi voa-islam.com, Ahad (28/10/2012).

Ia melanjutkan bahwa tanpa didampingi RT/RW setempat tim gegana dengan seenaknya menggeledah rumah. “Tim gegana itu masuk sendiri, tidak ada pendamping dari RT. Atau RW. Dari pihak keluarga saya protes. Tapi ketika diperiksa sampai ke belakang alhamdulillah tidak ada apa-apa,” sambungnya.

Nandi juga membantah pemberitaan sejumlah media yang mengungkapkan bahwa ditemukan benda berbahaya ataupun bahan pembuat bom di dalam tas ransel milik Nanto yang berada di rumahnya.

“Gegana masuk ke kamar ibu saya, disitu ada tasnya Nanto (Sunarto), tim Gegana minta supaya disuruh buka tas itu. Isinya cuma laptop, charger sama obat asamanya si Nanto. Terus tas itu di bawa ke depan pintu. Tapi yang berkembang di Kebon Kacang itu kan katanya ada bom juga, itu fitnah keji namanya. Kalau ada bom kenapa ditaruh di depan pintu? Kalau memang ada bom harusnya disterilkan dulu dong, radius berapa meter gitu,” jelasnya.

Hal yang sama juga ia ungkapkan bahwa di tempat lain yakni di kontrakan Nanto juga sama sekali tak ada barang bukti berupa bahan berbahaya atau bom yang dimiliki oleh Nanto.

“Setelah tidak ada barang bukti, police line dicabut. Ketika saya mau ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok untuk melihat adik saya, ketemu dengan teman-teman polisi dari Polsek Tanah Abang 715 terus diajak ke Polsek Palmerah, katanya Nanto belum dibawa ke Mako Brimob dan masih di Polsek Palmerah.

Ternyata di Polsek Palmerah itu tidak ada, ujung-ujungnya saya dibawa ke kontrakannya si Nanto, tapi bukan di Rumah Herman dan David. Di rumah kontrakan Nanto itu pun steril tidak ada apa-apa, police line pun juga dicabut,” bebernya.

Dari penangkapan Nanto yang sama sekali tak ditemukan barang bukti tersebut, pihak keluarga telah melaporkannya kepada TPM. Rencananya hari Senin (29/10/2012) TPM bersama keluarga korban penangkapan Densus 88 akan menggelar konferensi pers di Jl Pinang I no 9 Pondok Labu Jakarta Selatan.

“Kami sudah telepon pak Michdan dari Tim Pengacara Muslim (TPM), alhamdulillah terhubung dan hari Senin (29/10/2012) insya Allah kami akan ke kantor beliau,” imbuhnya.

Demikianlah kedzoliman Densus 88 kepada saudara kita Akhi Nanto, dan sudah saatnya seluruh kaum Muslimin membela beliau. Allahu Akbar!

Sumber : diolah dari voa-islam.com

Paginya, ACT tiba di pantai Sittway. "Kami sudah tidak melihat lagi perahu pengungsi di pelabuhan. Saya sempat berprasangka buruk akan nasib para pengungsi itu, karena sempat tersiar ada penghadangan di dekat pelabuhan. Meskipun kami berharap, para pengungsi telah menuju pantai dekat kamp pengungsian Rohingya," ungkap Doddy.

Saat ini ada 10 kamp pengungsian muslim Rohingya di utara kota Sittway, yaitu : 1. Thakopyin (12416 jiwa), 2. Kanduka (1686 jiwa), 3. Bodufa (8559 jiwa), 4. Dapi (11197 jiwa), 5. Thechun (19430 jiwa), 6. Sethema (5750 jiwa), 7. Sanpya (1805 jiwa), 8. Bumay Wyagon (749 jiwa), 9. Duamrun (1069 jiwa), 10. Than Tawli (1435 jiwa). Jumlah nya hampir mencapat 70.000 ribu jiwa.

Seusai meninjau pelabuhan, ACT berkeliling kota untuk beberapa saat. Aparat tak terlalu banyak, meski terlihat berjaga sejumlah tempat. Kamis, 25 Oktober, dari pantauan dan informasi yang langsung ACT terima, lokasi menuju ke kamp muslim Rohingya memang tertutup. Ketika ACT berusaha menyewa mobil untuk ke lokasi kamp, tidak ada satupun tempat penyewaan mobil yang berani mengantarkan ACT ke lokasi. Terlalu beresiko kata mereka. Kenyataan yang sama juga diinfomasikan oleh rekan NGO dari negara lain. Wah jangan harap bisa ke Se Tha Ma Gyi (Lokasi tempat pembangunan Shelter ACT) hari ini,kata mereka. Bahkan mobil sewaan partner lokal ACT di Sittway juga menolak mengantarkan ACT ke lokasi pengungsian. “Kami masih ingin hidup Mr Doddy” kata mereka.

Perlu di ketahui bahwa lokasi menuju kamp-kamp pengungsian muslim harus melalui sebuah desa muslim yang bernama Bumay. Desa ini sekitar 1 kilometer dari tempat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel milik pemerintah Rakhine State, yang ada disuatu perempatan jalan. Dari perempatan jalan tersebut, desa Bumay terletak di seberang rel kereta api. Infomasi yang diterima oleh ACT sebelumnya, lokasi menuju desa Bumay ini diblokade oleh ramai orang, padahal jalan itulah satu-satunya yang bisa mencapai kamp Rohingya.

Mereka menghadang jalan, sehingga berbagai barang seperti bahan makanan dan material untuk pembangunan kamp tidak bisa masuk ke area, sehingga tidak ada truk pengangkut barang yang berani masuk ke lokasi kamp. Mereka akan mensweeping orang-orang yang akan menuju kamp, demikian informasi yang ACT terima.(is/sur)

Kamis,25/10 tersebut merupakan kondisi yang sangat memprihatinkan. ACT mendapat informasi dari langsung dari pimpinan kamp pengungsian. Ketika ACT melakukan kontak telepon, sang pimpinan sedang berada di pantai untuk menerima kedatangan para pengungsi yang tiba dengan menggunakan kapal. Ada 40 kapal yang hendak merapat ke pantai dekat lokasi pengungsian. Berita dari TV Aljazeera merilis pernyataan dari pejabat Myanmar berwenang bahwa sedikitnya 20 orang tewas pada insiden terakhir di Rakhine State.

Fakta ini menunjukkan, tak ada pembelaan signifikan dari dunia, termasuk dunia Islam. Meski diplomasi berjalan, dari kunjungan Pemerintah Turki, PMI, sejumlah elemen kemanusiaan lainnya, Muslim Rohingya masih terlunta. bantuan dari luar distop, yang didalam terrblokade. Dipimpoin pemuka-pemuka agama Budha di Yangon, terjadi demo menolak masuknya elemen kemanusiaan muslim. Kami berpikir keras, Myanmar, apa mamu? Saat kemanusiaan dipraktekan di banyak tempat oleh Muslim sedunia dengan pembagian qurban.

Myanmar melakukan larangan keluar rumah. "Semoga kondisi damai di Rakhine State segera tercipta, para pengungsi diberi kesabaran dan ketabahan, dapat kembali lagi ke rumahnya dengan selamat dan dapat hidup kembali dengan tenang penuh kedamaian dan persahabatan bersama masyarakat Rakhine State lainnya," tutup Doddy dalam laporan yang kami terima tepat di hari raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah 1433, dari kamar hotelnya di Sityway, Rakhine State.

Saudaraku, elemen muslim Indonesia, tidak adakah yang bisa kita lakukan? Derita Muslim Rohingya tak lebih nyaman dibanding rakyat Irak saat dibombardir Sekutu, lalu dunia berteriak mengutuk serangan dan embargo terhadap mereka. Bahkan keprihatinan itu tak hanya berwajah kepedulian muslim, namun kepedulian kemanusiaan. Bagaimana dengan Myanmar? Sampai kapan kita menjadi penonton? (is/sur)

Suku Rohingya adalah muslim minoritas yang tinggal pada daerah utara negara bagian Rakhine (Arakan), Myanmar Burma.

"Di Myanmar kami tidak diberi kesempatan untuk beribadah, jika shalat berjamaah kami ditangkap dan dipenjarakan, masjid kami ditutup. Lebih baik kami mati di tangan orang muslim ketimbang mati di Myanmar," (Rahmat Bin Mohammad Daud, Rohingya Muslim)

"Di sana (di Myanmar) junta militer sedang berusaha membersihkan masyarakat minoritas Muslim dengan memaksa mereka meninggalkan rumah dan menjalani kerja paksa tanpa bayaran. Perkosaan, pembunuhan, dan penyiksaan lain terjadi di mana-mana," (Abdul Motaleb, Rohingya Muslim -Reuters)

INDONESIA CENTER FOR INFORMATION AND ADVOCACY OF RHOHINGYA-ARAKAN

Untuk update :
website : http://www.indonesia4rohingya.org
Twitter : @indo4rohingya
Email : indonesia4rohingya@gmail.com

AKSI CEPAT TANGGAP
website: http://www.act.or.id
Twitter : @ACTforhumanity
Email : info@act.or.id

Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan Rohingya, anda bisa mencari informasi di : http://www.rldb.org/rldb/



Muslim di Rusia merayakan Hari Raya Kurban, Hari Raya Islam untuk mengenang perjalanan Nabi Ibrahim (Abraham). Lebih dari 150.000 muslim melaksanakan sholat Idul Adha  di Moskow ,baik di Masjid ataupun di area terbuka

Enam lokasi dekat masjid dan di lokasi yang ditunjuk telah ditetapkan untuk pelaksanaan Sholat Id Muslim di ibukota Rusia. sekitar 3.000 Aparat dikerahkan untuk menjaga berlangsung Sholat Id. Untuk menjaga keamanan

dan Pelaksanaan Sholat disana mulai pukul 8.30 waktu setempat, Meski cuaca dingin dan diguyur hujan tetapi Umat Islam sangat antusias untuk melaksanakan Sholat Ied, bahkan sebagian dari mereka sudah ada dilokasi sejak waktu subuh belum tiba.
Shamil Alyautdinov, seorang imam dari Masjid Memorial Moskow di Poklonnaya Hill dalam Khutbahnya menyampaikan pesan bahwa dengan Adanya Kurban Hewan tersebut maka Allah tidak membutuhkan Kurban berwujud Manusia.
Dan daging Kurban tersebut dibagi untuk tiga kelompok,yaitu Untuk Kerabat, fakir miskin dan keluarga

Muslim Asal Indonesia melaksanakan Sholat Ied di Kantor KBRO Moskow

Bertempat di kantor KBRI Moskow, jalan Novokunetskaya 12, sejumlah kaum muslimin berkumpul untuk merayakan Idul Adha 10 Dzulhijah 1433 H / Jumat, 26 Oktober 2012 M. Walau tidak keseluruhan dari muslim Indonesia di Rusia tetapi di antaranya datang dari kota-kota selain Moskow. Salju menghiasi bumi bersamaan hawa dingin yang menyertainya, membuat panitia Himpunan Persaudaraan Islam Indonesia (HPII) Moskow tidak memilih area terbuka seperti tempat parkir dan lapangan tenis sebagai tempat pelaksanaan solat Id. Berbeda dengan sebuah masjid tidak jauh dari KBRI Moskow yang jamaahnya tak cukup tertampung bahkan sampai memenuhi jalan raya, jamaah Indonesia khusuk beribadah di ruang serba guna KBRI.
Pada kesempatan berbahagia itu, bertindak selaku imam solat Id sekaligus khotib yaitu Ustad Kusen, M.A. Beliau adalah seorang ustad dari Cepu, Jawa Tengah dan kandidat Doktor Filsafat Agama di Belgorad State University- Rusia.
Setelah usai menunaikan solat Id, beliau menyampaikan khutbah berjudul; Membunuh Jiwa Kebinatangan. Sebatas apa yang penulis simak dari uraian khutbah, setidaknya terdapat intisari sebagaimana berikut; Pengenaan pakaian ihram yang berwarna putih, melambangkan kesucian, ketika berhaji mengandung makna bahwa setiap jamaah tidak dibedakan oleh warna dan jenis pakaian seperti biasanya. Pakaian yang berbeda warna, corak dan kualitas seringkali menciptakan pembeda serta pemisah. Kedua kondisi inilah memicu timbulnya sikap superioritas bagi yang lain dan tak jarang melahirkan kedzaliman berupa pelecehan, diskriminasi, penindasan, dan sebagainya. Mengutip salah satu Firman Allah, Q.S. 91: 8, ” Maka Allah menanamkan jiwa dengan (dua jalan), yaitu jiwa kebinatangan (fasik) dan jiwa kemalaikatan (taqwa),” beliau menilai bahwa segala bentuk kedzaliman sebagai tanda manusia telah didominasi sifat-sifat kebinatangan.
Kepada seluruh jamaah, beliau berpesan bahwa menanggalkan pakaian biasa lalu mengenakan pakaian ihram ketika berhaji, sejatinya menanggalkan pakaian yang mencirikan sifat kebinatangan. Begitu juga dengan menyembelih hewan kurban, berarti menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia. Kalau seseorang setelah berhaji masih berperilaku tidak baik atau sesudah menyembelih hewan kurban tapi masih melekat sifat-sifat tidak terpuji maka seseorang tersebut kembali mengenakan pakaian kebinatangan juga tidak menyembelih sifat-sifat kebinatangan dalam dirinya. Rangkaian ibadah haji dan kurban tidak semata-mata ritual belaka. Namun yang terpenting menurut khotib adalah pesan substansi dari kedua ibadah tersebut. Khutbah yang membuat jamaah tersadar akan hakikatnya sebagai manusia dimana dalam dirinya bersemayam sifat-sifat kebinatangan, diakhiri dengan doa dan halal bi halal.
Wajah para jamaah berubah menjadi riang sewaktu menikmati aneka hidangan, di antaranya adalah gulai daging binatang kambing dan sapi. Bagi sebagian jamaah dari kota lain, hari itu sangatlah membahagiakan. Selain bisa berkumpul dan menunaikan ibadah solat Id bersama saudara se-tanah air juga terobati rasa kangen oleh aneka masakan khas Indonesia. Bagi penulis sendiri, krupuk terasa lebih nikmat dari gulai kambing atau sapi. Maklum kalau krupuk dan beberapa makanan lain sangat digemari karena termasuk langka di luar negeri.[vestnik/rt/kompasiana/youtube]

JAKARTA  - Pernyataan Mabes Polri yang menyebutkan terduga teroris yang ditangkap Sabtu kemarin merupakan jaringan terorisme kelompok HASMI, disangkal oleh DPP Pusat HASMI. Ketua DPP HASMI Muhammad Sarbini, mengatakan, bahwa HASMI yang dituduhkan Mabes Polri sangat berbeda dengan organisasinya.
"HASMI versi Polri memiliki singkatan Harakah Sunni Untuk Masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk HASMI organisasi kami adalah Harakah Sunniyyah  Untuk Masyarakat Islami. Dari namamya saja sudah berbeda dengan versi yang dituduhkan," kata Muhammad Sarbini di kantor DPP HASMI, Jalan Cimanglid Purnama, Sukamantri, Ciomas, Kabupaten Bogor seperti dilansir Okezone.
Selain itu, pihakanya juga mengeluarkan pernyataan, diantaranya menyebutkan bahwa organisasi yang mereka dirikan sudah mengantongi izin dari pemerintah.
"Bahwa HASMI Harakah Sunniyyah Untuk Masyarakat Islami ormas Islam resmi yang terdaftar di Kemendagri Dirjen Kesbangpol dengan Nomor 010000/0064/D.III.4/III/2012 yang didirikan sejak 2005 yang berdomisili di Jalan Raya Cimanglid Gang Purnama, Sukamantri, Tamansari, Kab. Bogor dan bergerak dalam bidang dakwah umum, sosial dan pendidikan," katanya.
Kemudian dia melanjutkan, bahwa HASMI yang disebut Mabes Polri bukanlah bagian dari organisasinya. "Kami adalah ormas Islam yang berkonsentrasi pada dakwah umum dan pendidikan resmi dan dalam kegiatan syiarnya senantiasa mengajak untuk berdakwah dengan cara damai dan anti-kekerasan," tegasnya.
Dia juga mengimbau agar anggota dan simpatisan ormas yang dipimpinya untuk tetap tenang dan bertindak proporsional menyikapi pernyataan tersebut. "Kami terbuka untuk diwawancarai dan dimintai keterangan tentang pemberitaan tersebut," akunya.
Muhammad Sarbini juga menambahkan, atas tuduhan nama HASMI itu, pihaknya akan mendatangi Mabes Polri untuk meminta klarifikasi. Ia juga mengaku tidak mengenal nama-nama terduga teroris yang ditangkap Densus 88 di sejumlah tempat pada Sabtu kemarin. "Kami memiliki anggota 10 ribu dan nama-nama yang ditangkap tidak ada di daftrar anggota," katanya.

Oleh: Rizki Lesus*

“Anda adalah teroris!” teriak seorang di sudut sana. “Pokoknya anda adalah teroris,! nggak mau tau!.”  Yang saya bilang teroris ia harus menjadi teroris. Karena saya berkuasa. Lihat saja! Jutaan mata tertuju pada saya, hebat bukan. Saya berhak berbicara apapun. Anda hanya diam di sana. Pokoknya, kalau saya bilang anda teroris anda harus setuju.
Jika ada yang nggak setuju, anda adalah musuh kami. Kok bisa? Kata Noam Chomksy, Guru besar dari MIT itu mengutip pernyataan G.W. Bush  dalam ‘Maling Teriak Maling, Amerika sang Teroris’, “Setiap bangsa di semua kawasan kini harus memutuskan: Apakah Anda bersama kami, atau anda bersama teroris. Sejak hari ini, bangsa manapun yang masih menampung atau mendukung teroisme akan diperlakukan oleh Amerika serikat sebagai rezim musuh
Jadi sekarang pilihannya, anda mau ikut kami atau tidak! Anda mau menjadi kader kami atau tidak. Anda ingin jadi penikmat kami atau tidak. Itu semua pilihan anda! Kalau nggak mau, maka anda kami cap bibit-bibit ‘teroris muda’. Sedangkan kami, di sini sedang melakukan kaderisasi. Kami sebar dengan gencar, masuk lorong-lorong kota. Sudut-sudut desa. Kami sebar dengan jangkauan kami.
Semua mata teruju kepada kami, hingga tiap rumah kami memasukinya. Pagi, siang malam. Begitu hebatnya kami. Kami mendidik kader-kader kami. Kami sebar opini-opini itu. Lihat saja, sekutu kami tersebar di belahan bumi ini. BBC, AFP, Times, dll mungkin bisa jadi kolega kami di luar sana. Di dalam sini masih banyak sekali kolega kami. Lihat saja di layar tabung di dalam rumah-rumah kalian.
Jadi, anda memilih mana? Teroris atau menjadi bagian dari kami. Mungkin anda tak sadar, anda menjadi kader setia kami. Anda perhatikan kami setiap harinya. Opini-opini kami, tersebar begitu meluas. Anda tak perlu datang ke surau-surau di sana. Cukup anda diam di dalam rumah saja. Menekan tombol remote itu. Cukup ikuti, anda menjadikan kader kami.
Jika anda ingin menjadi kader inti kami, pun itu mudah. Anda dukung kami, bahwa kami selalu benar. Saat di Filipina kami menulis ‘AS Mulai perangi Teroris Filipina”. Sekutu-sekutu kami menulis ‘gerombolan’. Atau ‘gerilyawan’. Atau ‘pemberontak’. Tapi, semuanya di belakang kami sisipi tulisan ‘Islam’.
Semua harus sepakat dengan definisi teroris kami. Sejak 11 tahun lalu, sesepuh kami mengumandangkan ‘Perang terhadap Terorisme’.  Sejak saat itu, kami harus mengikuti arahan Bos besar di sana. Sebab, sekarang eranya era sana!. Kalau nggak, sudah taulah kalian. Kami bisa di stop kiriman uang segar!
 Dulu, kami sempat  sukses menjadikan kisah ‘pesantren sarang teroris’. Sekarang, kami harus bertambah. Teroris harus masuk ke sekolah-sekolah. Organisasi di ‘dekat’ Mesjid adalah sarana rekrutmen teroris. Cuman, doakan kami. Kami masih mencari celah, suapaya bisa tanpa sisipan ‘Islam’. Cukup tunggal saja ia sendiri.
Semua kawan-kawan kami mungkin sepakat. Sebab kami mainstream. Kami masih malu-malu. Walau pernah kami sorot buku Ibnu Katsir sebagai barang bukti. Begitu menyenangkan. Selangkah lagi, kami sedang berusaha supa Kitab Suci-nya  menjadi barang bukti. Bukti yang begitu manis.
Kami ,memang punya segalanya. Kami semua selalu bersepakat tentang definisi teroris. Lihat saja. Tak pernah kami menulis ‘teroris RMS,’ teroris Papua,’. Sebab menurut definisi kami. Teroris harus mengarah ke sana. Ke sisipan –sisipan itu. Kepada orang yang belajar kitab sucinya dengan baik. Kepada siswa berseragam manis yang berprestasi itu. Pokoknya, saat dia terlihat ‘Islami’ dia harus jadi ‘teroris’
Nggak boleh mereka mengaji ayat-ayat sambil melingkar. Yang boleh hanya kami. Kami saja yang harus melakukan kaderisasi. Kami berikan doktrin kepada calon kader kami bahwa jangan mendekat organisasi ekskul Mesjid, Sebab mereka bisa menjadi baik, benar , dan ramah. Mereka menjadi bermanfaat, mereka masuk PTN favorit, mereka berbuat baik pada sesama.
Itu semua tidak boleh!. Kami tak rela kader-kader kami direbut. Kami doktrin mereka lewat mesin-mesin kami. Pokoknya yang mendekat kepada ‘Islam’ kami berusaha lawan. Kami rekrut pemuda-pemuda dengan budaya-budaya titipan dari Bos kami di sana. Senang sekali, banyak yang terekrut oleh kami.
Kami ajari dengan program bahwa kebebasan adalah segalanya. Bebas! Nggak perlu belajar agama dengan baik, karena mereka itu ‘Teroris’. Semua harus versi kami. Tak pernah kami berteriak ‘teroris zionis Israel’. Atau ‘Teroris dll’ kecuali ia harus berhubungan dengan ‘Islam’. Coba saja cek ‘The Crisis Islam-nya Bernard Lewis , atau Francis Fukuyama dalam Newsweek (2002). ‘Taking The Hard Road-nya Time (2002) malah bilang “Indonesia menghadapi pilihan sulit mengulung kaum ‘ekstrimis’ atau mengundang kemarahan Amerika.”.
Kalau menyerang Negara dengan Full senjata. Itu adalah hak bos kami. Ia bukan teroris. Tapi kalau anda ada yang ‘terduga’. Ia harus dihabisi. Tak tahulah, padahal baru terduga. Kalau mengacak-acak negeri orang atas mencari senjata pemusnah masal, itu tak masalah. Tapi kalau anda masuk Mesjid. Sstt. Hati-hati! Anda bisa-bisa jadi ‘Fundamentalis’ ‘radikalis’ ‘teroris’. Walau, kami sendiri terpaksa harus mengikuti atasan kami.
Untungnya ini zaman sekarang. Sebab, julukan tersebut tersemat pada Bung Tomo, Imam Bonjol, Cut nyak Dien, Jendral Soedirman, dll. Pastinya, cap gerombolan dan gerliyawan tersemat pada mereka oleh para orang-orang Bule itu. Orang yang berjuang membela kemerdekaan itu, tak perlu diajari arti dari nasionalisme, pancasila dan sebagainya sudah berjuang, malah tersemat jargon-jargon demikian,
Jadi, sejarah berulang. Cuman beda masa saja. Sejarah selalu berulang. Bertubi-tubi kami bersama seluruh sekutu berusaha memadamkan ‘’. Huntington dalam Clash of Civilization menjelaskan berhadapan-nya kita dengan meeka. Benar juga kata Prof. Al Attas “This confrontation is by nature a Historcally permanent one”. Pokonya kami yang selalu benar.
Hanya kami yang boleh mengkader dengan tayangan-tayangan kami. Hanya kami yang boleh menentukan anda bersama kami atau tidak. Hanya kami yang berhak memberikan pandangan. Kalau kata  Goenawan Mohamad dalam Caping-nya (TEMPO, 27 Januari 2002) bilang ‘Fundamentalisme memang aneh dan keras dan menakutkan: Ia mendasarkan diri pada perbedaan, tetapi pada gilirannya membunuh perbedaan.”
Bisa jadi kami sendiri yang tak sadar. Kami paksakan mereka menjadi kader kami. Kami propagandakan mereka untuk mendekati simpul-simpul kebaikan. Pokoknya, ga boleh kalau yang tak sependapat dengan kami itu yang benar! Walau kami masih mencari celah, supaya kitab suci dan agamanya dengan leluasa kami sebut ‘Teroris’. Bahkan Tuhan-pun kami Teror! Tak boleh ikut campur.. SARA!! Sejatinya, kami baru sadar, ternyata bisa jadi kami yang menjadi Fundamentalis, Radikal, bahkan Teroris itu sendiri… Wallahua’lam.

 *penulis adalah seorang Jurnalis dan Peneliti Institut Pemikiran Islam dan Pembinaan Insan --PIMPIN Bandung

KISAH ini diceritakan oleh Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar (pakar Geologi Muslim) tentang pengalaman seorang pemimpin Al-Hizb al-Islamy Inggris yang masuk Islam karena takjub dengan kebenaran terbelahnya bulan.

Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah" (QS. Al-Qamar 1).

Apakah kalian akan membenarkan kisah dari ayat Al-Quran ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris?

Di bawah ini adalah kisahnya:
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?

Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut: Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari al-Quran. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi, “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah”, mengandung mukjizat secara ilmiah?”

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad Saw. sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana Nabi-nabi sebelumnya.

Mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi, hal itu memang benar termaktub di dalam al-Quran dan sunnah-sunnah Rasulullah Saw.

Allah ta’alaa memang benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu. Maka, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Makkah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?”
...Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya...
Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan”. Maka, Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu, Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka, Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka, serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!” Akan tetapi, para ahli mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Maka, mereka pun menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Lalu, orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Makkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan.

Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Makkah, orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…”.


Akhirnya, sebagian mereka pun beriman sedangkan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: Sungguh, telah dekat hari qiamat dan telah terbelah bulan. Ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap …. (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb al-Islamy Inggris.

Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemahan al-Quran yang mulia. Aku pun berterima kasih kepadanya dan membawa terjemah itu pulang ke rumah. Ketika aku membuka-buka terjemahan al-Quran itu di rumah, surat yang pertama aku buka ternyata al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah… “.

Aku pun bergumam: “Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun menghentikan pembacaan ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Allah Maha Tahu tentang tingkat keikhlasan hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

suatu hari aku pun duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi di antara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, ” Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna”. Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, tetapi justru dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan, di antara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakinya di bulan, di mana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?”

Mereka pun menjawab, “Tidak, !!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya? Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Gambar ini di foto dari pesawat ulang alik NASAPresenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”.
...“Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Lalu, kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah kemudian bersatu kembali”...
Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad Saw. 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah.

Maka, aku pun berguman, “Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf al-Quran dan aku baca surat Al-Qamar, dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Mahabenar Allah dengan segala Firman-Nya. [adrian/voa-islam.com]

Tautan Video tentang Prof. Dr. Zaghlul Al Najjar:
  1. The Scientific Precision of the Qur'a
  2. Scientific Miracles in theQur'an Prof Dr. Zaghloul el-Naggar
Catatan Redaksi :
Mengenai data terbelahnya bulan apakah fakta ataukah fiktif, para ilmuwan memang ada yang kontra dan banyak pula yang pro. Pro dan kontra ini terletak pada interpretasi terhadap gambar foto permukaan bulan yang menunjukkan kanal panjang di permukaan bulan.

Mengenai kebenaran berita tersebut, kami tidak berani berspekulasi, wallahu a'lam mana yang benar. Kami muat artikel "Mukjizat Terbelah" (Arab: Shaqq  al-Qamar, Inggris: Moon Rille) di Citizen Journalism dengan banyak pertimbangan. Antara lain, karena sebelumnya artikel tersebut --atau yang serupa dengan artikel tersebut-- sudah pernah dipublikasikan di berbagai media, antara lain:
1. Majalah Qiblati Vol. 01/ No.05-Januari 2006 dengan judul "Bulan memang Terbelah."
2. Koran Republika, Jumat, 27 Februari 2009 dengan judul "Bulan Terbelah Memang Pernah Terjadi."
3. Majalah FOKKAL terbitan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Volume 7 Nomor 1 2007, dengan judul “Benarkah Bulan Pernah Terbelah?”

Terlepas dari kontroversi tersebut, kita wajib meyakini adaya mukjizat Rasulullah yang menunjukkan bahwa bulan terbelah yang dikaitkan dengan asbabun nuzul QS 54:1-2. Bisa dibuktikan atau tidak pada zaman sekarang ini, mukjizat tersebut harus kita imani, karena ada nasnya. Sebagaimana pula dengan mu’jizat Nabi Musa AS membelah laut Merah, kita yakini benar terjadi karena disebutkan dalam kisah Nabi Musa dapat menyeberanginya, walaupun kita bidak bisa membuktikan mekanisme fisisnya.
Sumber : Cahaya Iman

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget