1. Wafa Idris
Wafa Idris awalnya perawat di Bulan Sabit Merah, bantuan kemanusiaan milik Palestina. Pada 27 Januari 2002 dia berjalan di Kota Jaffa, Yerusalem, dan meledakkan dirinya. Sekitar lima warga Israel tewas, dan 150 lain terluka.Sebelum melakukan aksi bom bunuh diri dia dikenal suster paling berani dan selalu berada di garis depan membantu demonstran Palestina. Namun semua berubah sejak kematian anak Wafa, Samir Kosbeh, ditembak kepalanya oleh militer Israel. Dia berjanji membalas dendam atas tewasnya sang anak.
2. Darin Abu Aisyah
Anggota perempuan Pejuang Pembebasan Palestina, Darin Abu
Aisyah, 21 tahun, meledakkan dirinya di pemukiman Israel di West Bank.
Peristiwa ini menewaskan empat warga Israel.
Perempuan ini tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Al Najah, di Kota Nablus, Palestina. Dia ingin menjadi perempuan kedua setelah Wafa Idris yang mempertahankan Masjid Al Aqsa. Darin juga mengajak perempuan Palestina untuk melawan kebiadaban Zionis. "Biar Ariel Sharon (perdana menteri Israel saat itu) tahu, seluruh perempuan Palestina melahirkan para martir, dan menjadi panutan bukan hanya untuk anak lelaki, kakak, dan suaminya. Dia juga menjadi pahlawan," ujar Darin.
Perempuan ini tercatat sebagai mahasiswi di Universitas Al Najah, di Kota Nablus, Palestina. Dia ingin menjadi perempuan kedua setelah Wafa Idris yang mempertahankan Masjid Al Aqsa. Darin juga mengajak perempuan Palestina untuk melawan kebiadaban Zionis. "Biar Ariel Sharon (perdana menteri Israel saat itu) tahu, seluruh perempuan Palestina melahirkan para martir, dan menjadi panutan bukan hanya untuk anak lelaki, kakak, dan suaminya. Dia juga menjadi pahlawan," ujar Darin.
3. Ayat Akhras
Ayat Akhras masih berusia 18 tahun saat bom bunuh diri meledak dan ia memilih menjadi martir. Aksinya dilakukan di area Kyriat Hayovel, sebuah pusat perbelanjaan di Yerusalem. Dua orang warga Israel tewas dan puluhan lain terluka.
Sehari sebelum dia memutuskan melakukan aksi bom bunuh diri, Ayat terlihat bersama tunangannya dan berbicara soal kelulusan sekolah lanjutan atas. Mereka juga membahas pertunangan. Ayat bertunangan dengan Shali Abu Laban. Keduanya pengungsi di Dehaisa, dekat Kota Bethlehem.
4. Andalib Takafka
Andalib Takafka, 20 tahun, asal Kota Bethlehem meledakkan
dirinya di sebuah halte bus. Peristiwa ini membuat enam orang warga
Israel tewas dan ratusan orang terluka.
5. Hiba Daraghmih
Hiba Daraghmih masih berusia 19 tahun saat memutuskan
menjadi martir dan pelaku ledakan bom bunuh diri di sebuah pusat
perbelanjaan di utara Israel.
Hiba tercatat sebagai mahasiswi jurusan bahasa Inggris. Dia tidak pernah berbicara dengan lelaki. Dia juga menghindari nongkrong di kedai kopi. Seluruh temannya perempuan. Bahkan sepupu lelakinya mengaku belum pernah melihat wajahnya, tidak pernah berbicara padanya, bahkan belum pernah berjabat tangan. Sepupunya itu baru melihat wajahnya saat disebar poster wajahnya setelah dia tewas sebab bom bunuh diri.
Hiba tercatat sebagai mahasiswi jurusan bahasa Inggris. Dia tidak pernah berbicara dengan lelaki. Dia juga menghindari nongkrong di kedai kopi. Seluruh temannya perempuan. Bahkan sepupu lelakinya mengaku belum pernah melihat wajahnya, tidak pernah berbicara padanya, bahkan belum pernah berjabat tangan. Sepupunya itu baru melihat wajahnya saat disebar poster wajahnya setelah dia tewas sebab bom bunuh diri.
6. Hamadi Tasyir Jaradat
Hamadi Taysir Jaradat meledakkan dirinya di sebuah restoran
di Haifa, Israel. sekitar 21 orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Dia bekerja sebagai pengacara. Seluruh keluarganya tidak tahu mengenai aksinya ini dan mengira perjalanannya ke Israel untuk tujuan pekerjaan.
Dia bekerja sebagai pengacara. Seluruh keluarganya tidak tahu mengenai aksinya ini dan mengira perjalanannya ke Israel untuk tujuan pekerjaan.
7. Reem Salih Riyashi
Reem Saleh Rayasa seorang martir perempuan Palestina yang meledakkan dirinya di Jalur Gaza. Empat orang tentara Israel tewas. Reem seorang ibu dua anak yang menginginkan pembebasan untuk tanah kelahirannya, Palestina.
8. Zainab Abu Salim
Zainab Abu Salim masih sangat muda saat memutuskan untuk
melakukan bom bunuh diri. Usianya baru 18 tahun. Dia meledakkan dirinya
di Yerusalem dan menewaskan dua polisi Israel.
Zainab melakukan aksinya sebab ingin membalas dendam. Saat masih kanak-kanak, seluruh keluarganya tewas satu per satu sebab keganasan tentara Israel.
Zainab melakukan aksinya sebab ingin membalas dendam. Saat masih kanak-kanak, seluruh keluarganya tewas satu per satu sebab keganasan tentara Israel.
9. Mirvat Massud
Mirvat Massud menyaksikan kekejian tentara Israel di depan matanya. Militer itu membunuh anak-anak dan perempuan. Mirvat masih berusia 18 tahun dan bersekolah di Universitas Islam Gaza. Sebelum meledakkan diri, dia meminta maaf pada orang tuanya. Dia bilang, dia sangat mencintai mereka tapi lebih cinta pada Tuhan dan Palestina.
10. Fatimah Umar Mahmud Najar
Fatima Umar Mahmud Najar seorang nenek berusia 57 tahun
menjadi martir untuk membebaskan tanah kelahirannya Palestina dari
penjajahan Israel. Dia pejuang membebaskan beberapa lelaki ditahan oleh
militer Zionis di masjid di wilayah Beit Hanun.
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.An-Nisa 4:69.
Semoga mereka mendapatkan tempat yang paling mulia di sisi Allah SWT ..Amin
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih