Nubuat Kedatangan Nabi Muhammad SAW Bagian 1
(15) Bahwa seorang Nabi dari tengah-tengah kamu, dari antara segala saudaramu, dan yang seperti aku ini, yaitu akan dijadikan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu, maka Dia patutlah kamu dengar.
(16) Setuju dengan segala yang telah kamu pinta kepada Tuhan Allahmu di Horeb, pada masa orang banyak itu ada berhimpun, katamu: Jangan kiranya kami mendengar pula bunyi suara Tuhan Allah kami dan api yang besar ini jangan kiranya kami lihat lagi, supaya jangan kami mati !
(17) Maka pada masa itu berfirmanlah Tuhan kepadaku: Benarlah kata mereka itu:
(18) Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang Nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau; dan Aku akan memberi segala firmanku dalam mulutnya dan iapun akan mengatakan kepadanya segala, yang kusuruh akan dia.
(19) Bahwa sesungguhnya barangsiapa yang tiada mau dengar akan segala firmanku, yang akan dikatakan olehnya dengan Namaku, niscaya Aku menuntutnya kelak kepada orang itu.
(20) Tetapi adanya Nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan Namku, yang tiada kurusuh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang nabi itu akan mati dibunuh hukumnya.
(21) Maka jikalau kiranya kamu berkata dalam hatimu demikian: Dengan apakah boleh kami ketahui akan perkataan itu bukannya firman Tuhan adanya ?
(22) Bahwa jikalau nabi itu berkata dengan Nama Tuha, lalu barang yang dikatankannya itu tiada jadi atau tiada datang, yaitulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya, maka nabi itupun telah berkata dengan sombongnya, janganlah kamu takut akan dia.
(Ulangan 18:15 - 22)
Ayat-ayat diatas ini adalah perkataan Nabi Musa yang diucapkannya dihadapan Bani Israil, tersebut dalam kitab Ulangan atau Taurat. Menurut keterangan Nabi Musa itu, Tuhan telah berjanji kepada Bani Israil akan menjadikan seorang Nabi dari antara segala saudaranya yang seperti Musa. Penulis-penulis dari kalangan umat Islam telah menyatakan bahwa Nabi yang dijanjikan Tuhan itu ialah Nabi Muhammad s.a.w. Keterangannya sebagai berikut:
Setelah Nabi Musa menyampaikan janji itu, Bani Israil telah menunggu-nunggu kedatangan Nabi tersebut. Hingga berapa lama mereka menunggu kedatangannya, dapat diketahui dari penjelasan Injil Yahya pasal 1 yang berikut:
(19) Maka inilah kesaksian Yahya itu, tatkala orang Yahudi menyuruhkan beberapa imam dan orang Lewi dari Jerozalem akan bertanya kepadanya demikian: Siapakah engkau ?
(20) Maka mengakulah ia, dan tiada ia bersankal; maka mengakulah ia demikian: "Aku ini bukannya Kristus itu".
(21) Maka bertanyalah mereka itu kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Engkaukah Elias?" Maka katanya: "Bukan".
Soal jawab diatas ini terjadi ketika Nabi Yahya datang sebagai utusan Tuhan. Orang-orang Yahudi menyuruh utusannya datang menemui Nabi Yahya hendak bertanyakan, siapakah dia. Dari tanya-jawab itu ternyata bahwa orang-orang Yahudi pada waktu kedatangan Nabi Yahya itu masih menunggu-nunggu kedatangan tiga orang yang telah dijanjikan Tuhan, yaitu: Kristus, Elias dan Nabi itu.
Dalam Injil Yahya pasal 1 tersebut lagi:
(24) Adapun orang yang disuruh itu orang Parisi.
(25) Maka mereka itu menanya dia, serta berkata kepadanya: "Jikalau engkau ini bukan Kristus, dan bukan Elias, dan bukan nabi itu, apakah sebabnya engkau membaptiskan orang?"
Pertanyaan orang Parisi kepada Nabi Yahya diatas ini menunjukkan juga bahwa orang Yahudi dizaman Nabi Yahya masih menunggu kedatangan tiga orang yang tersebut tadi, yaitu: Kristus, Elias dan Nabi itu. Diantara pertanyaan yang dimajukan utusan itu masih disebut: "Engkaukah Nabi itu?" Pertanyaan ini menunjukkan bahwa Nabi "itu", yakni Nabi yang ditunggu-tunggu orang Yahudi kedatangannya karena telah dinubuatkan Nabi Musa, masih belum datang hingga pada zaman Nabi Yahya, karena mereka masih menanyakan kepadanya. Nabi Yahya hidup semasa dengan Yesus.
Menurut kepercayaan orang Kristen, Kristus itu telah datang yaitu Nabi Isa atau Yesus. Dan menurut Injil, Elias itu telah datang juga, yaitu Nabi Yahya sendiri. Yesus memberi keterangan menurut Injil sebagai berikut: "Dan jikalau kamu menerima itu: ia inilah Elias, yang akan datang itu". (Matius 11:14)
Dalam Injil Matius tersebut lagi:
(10) Maka murid-muridnyapun bertanya kepadanya sambil berkata: "Apakah sebabnya segala ahli Torat mengatakan, bahwa tak dapat tiada Elias akan datang dahulu?"
(11) Maka jawab Yesus, katanya: memang Elias itu sudah datang, maka tiadalah dikenal orang akan dia, melainkan mereka itu melakukan keatasnya sekehendak hainya. Demikian juga Anak-manusiapun akan dianiayakan orang".
(13) Maka barulah murid-murid itu mengerti, bahwa ia mengatakan keapdanya tentang hal Yahya Pembaptis.
Dari pada keterangan diatas ini diketahui bahwa menurut Injil dua orang diantara tiga orang yang ditunggu-tunggu mereka kedatangannya itu telah datang, yaitu Kristus dan Elias. Yang masih belum datang, seorang lagi yaitu: "Nabi itu". Dengan demikian diketahui bahwa Nabi itu masih belum datang hingga pada zaman Nabi Yahya dan Yesus, Dan kedatangannya itu diketahui dari keterangan diatas sesudah zaman Nabi Yahya dan zaman Yesus. Hal ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. karena ia datang sesudah zaman mereka yang tersebut.
Apakah tanda Nabi itu? Dalam keterangan yang telah dikemukakan diatas, disebutkan: "Bahwa Aku akan menjadikan bagi mereka seorang Nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau". Keterangan ini menyatakan bahwa Nabi yang akan dijadikan itu, ialah: "Dari antara segala saudaranya", yaitu dari antara segala saudara Bani Israil. Dan "yang seperti engkau", yaitu yang seperti Nabi Musa.
Daripada keterangan itu diketahui bahwa Nabi yang akan dibangkitkan itu adalah dari antara segala saudara Bani Israil, tidak dari Bani Israil. Bani Ismail adalah bersaudara dengan Bani Israil. Dalam kitab Kejadian pasal 16 dan pasal 17 diterangkan bahwa Nabi Ibrahim telah mendapat seorang anak dari Hagar, dinamai ismail. Kemudian Nabi Ibrahim mendapat anak lagi dari Sarah, dinamai Ishak. Seterusnya Ishak mendapat anak dari isterinya Ribkah, dinamai Yakub. (Lihat Kejadian 25:26). Kemudian Tuhan mengganti nama Yakub dengan Israil. (Lihat Kejadian 35:10). Turunan Nabi Ibrahim dari anaknya Ismail disebut Bani Ismail. Dan turunnya dari cucunya Israil *Yakub) disebut Bani Israil. Daripada keterangan ini diketahui bahwa Bani Ismail bersaudara dengan Bani Israil. Dengan demikian nyatalah bahwa tanda ini telah sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w., karena ia adalah turunan dari Bani Ismail yang bersaudara dengan Bani Israil. Dan seterusnya hal ini telah sesuai lagi dengan janji Tuhan yang menyatakan bahwa Ia akan menjadikan Ismail "suatu bangsa yang besar". (Lihat Kejadian 17:20 dan 21:18).
Tanda yang kedua ialah Nabi itu seperti Nabi Musa. Tanda ini telah sesuai kepada nabi Muhammad s.a.w. karena ia serupa dengan Nabi Musa. Mereka sama-sama ber-ibu dan berbapa. Sama-sama beristeri dan beranak. Sama-sama menjadi Nabi dan Rasul. Sama-sama mempunyai kitab suci, yaitu Taurat dan Al Qurän. Sama-sama wafat tidak terbunuh. Sama-sama dikuburkan dibumi. Dan banyak lagi keserupaannya.
Firman Tuhan dalam Al Quran:
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul (Nabi Muhammad) yang menjadi saksi atas kamu, seperti Kami telah mengutus kepada Fir'aun seorang Rasul (Nabi Musa). (Surah Al Muzammil 15).
Dalam ayat 15 tersebut bahwa Nabi itu akan dijadikan Tuhan "dari tengah-tengah kamu". Yaitu dari tengah-tengah Bani Israil atau bangsa Yahudi. Hal itu sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w., karena negeri Medinah tempat Nabi Muhammad s.a.w. adalah terletak di tengah-tengah kampung-kampung orang Yahudi, yaitu suku Bani Nadlir, suku Bani Quraizhah dan suku Bani Qainuqa'
Dalam ayat 18 tersebut "Aku akan memberi segala firmanku dalam mulutnya". Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Firman itu diberikan kepadanya hanya merupakan bacaan yang dihafalkan pada mulutnya, karena ia tidak tahu membaca. Kemudian barulah orang disuruhnya menulikannya.
Dalam ayat 19 tersebut "segala firmanku, yang akan dikatakan olehnya dengan Namaku". Keterangan ini sesuai kepada Nabi Muhammad s.a.w. Kitab suci Al Qurän sebagai firman Tuhan telah dikatakannya dan dimulainya surah-surahnya sebanyak 113 surah dengan nama Tuhan, yaitu:
Artinya: Dengan nama Allah yang Pengasih yang Penyayang.
Dalam ayat 20 tersebut "Nabi yang melakukan dirinya dengan sombong dan mengatakan firman dengan Namaku, yang tiada kusuruh katakan, atau yang berkata dengan nama dewa-dewa, niscaya orang Nabi itu akan mati dibubuh hukumnya". Menurut keterangan ini Nabi yang tidak benar akan mati dibunuh hukumnya. Nabi Muhammad s.a.w. tidak mati dibunuh, maka nyatalah bahwa ia seorang Nabi yang benar. Bahkan Al Qurän telah memberikan jaminan bahwa ia tidak akan mati dibunuh manusia. FirmanNya.
Artinya: Dan Allah, memeliharakan engkau dari pada manusia. (Surah Al Maidah 70)
Dalam sejarah telah dinyatakan bahwa musuh-musuh Islam telah berkali-kali mencoba hendak membunuh Nabi s.a.w., baik pada waktu aman maupun pada waktu perang, tetapi semuanya itu tidak berhasil. Tuhan telah memenuhi janjiNya, Nabi Muhammad s.a.w. diselamatkanNya dari pembunuhan manusia, sesuai dengan janji yang telah tersebut didalam Al Qurän dan kitab Ulangan tadi.
Dalam ayat 22 diterangkan tanda Nabi yang yang dusta "bahwa jikalau nabi itu berkata dengan Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu tiada jadi atau tiada datang, yaitulah perkataan yang bukan firman Tuhan adanya".
Tanda Nabi dusta ini amat jauh daripada Nabi Muhammad s.a.w. Segala sesuatu yang dikatakannya atas Nama Tuhan, semuanya telah datang dan telah jadi, kecuali yang waktunya belum tiba, seperti terjadinya hari kiamat. Hal-hal yang akan datang yang disabdakan Nabi Muhammad s.a.w. atau yang tersebut didalam Al Qurän yang telah jadi amat banyak. Sebagai contohh akan dikemukakan sebagian diantaranya pada Lampiran II pasal XIII ini.
Penolakan pendapat pihak Kristen
Pihak Kristen menyebut Nabi yang dijanjikan Tuhan dalam kitab Ulangan itu ialah Yesus Kristus. Dr. D. Bakker menulis: "Hal Tuhan Yesus menjadi nabi itu disebutkan dalam kitab Ulangan 18:15 - 18 dan Kisah Rasul-Rasul 3:22"1) Pendapat pihak Kristen ini tidak benar.
Diatas telah diterangkan, Nabi yang akan dijadikan Tuhan itu adalah: "dari antara segala saudara Bani Israil" dan "yang seperti Musa".
Menurut Injil, Yesus Kristus adalah turunan Bani Israil. Lihat silsilah turunannya dalam Injil Matius pasal 1 dan Injil Lukas pasal 3. Dalam Injil Matius 1:1 tersebut: "Maka inilah silsilah Yesus Kristus, yaitu anak Daud". Daud adalah Bani Israil, sebab itu yesus Kristus adalah Bani Israil juga. Sedang Nabi yang akan dijadikan Tuhan itu bukan dari Bani Israil, tetapi dari antara segala saudara Bani Israil. Dengan demikian diketahui bahwa Nabi yang akan dijadikan itu bukan Yesus Kristus.
Seterusnya, Nabi yang akan dijadikan Tuhan itu adalah: "yang seperti Musa." Menurut Alkitab, diantara Bani Israil tidak akan dibangkitkan lagi seorang Nabi yang seperti Musa. Dalam kitab Ulangan tersebut:
"Maka diantara orang Israil tiada berbangkit pula seorang nabi yang seperti Musa, yang dikenal Tuhan muka dengan muka". (Ulangan 34:10).
Oleh karena Yesus dari Bani Israil, maka nyatalah bahwa Nabi yang akan dijadikan Tuhan itu bukan Yesus.
Seterusnya lagi, berdasarkan kepercayaan orang Kristen Yesus tidak seperti Nabi Musa. Menurut kepercayan orang Kristen Yesus adalah Tuhan, mati tersalib dan terkutuk. (Lihat Galatia 3:13). Sedang Musa tidak demikian. Nabi Musa hanya seorang hamba Allah, tidak mati tersalib dan tidak terkutuk. Nabi Musa adalah berbapa, sedang Yesus sebagai manusia tidak berbapa. Dan banyak perbedaannya yang lain-lain lagi.
Menurut ayat 20 dinyatakan Nabi yang mengatakan firman dengan Nama Tuhan yang tidak disuruhNya katakan akan mati dibunuh hukumnya. Nabi Muhammad s.a.w. tidak mati dibunuh, sedang Yesus menurut kepercayan orang Kristen mati dibunuh. Jika nubuat tersebut digunakan untuk Yesus, maka jadilah Ia Nabi yang tidak benar karena ia telah mati dibunuh.
Dr. Mr. D.C. Mulder menulis: "Perlu diperhatikan disini peraturan tentang nabi dalam ps 18:15 - 22. Ayat-ayat ini sering ditafsirkan oleh penafsir-penafsir Kristen sebagai nubuat tentang Nabi Muhammad. Akan tetapi bagian ini tidak membicarakan seorang nabi yang khusus, melainkan jabatan nabi pada umumnya; diterangkan disini bagaimana seorang nabi benar dapat dibedakan dari pada seorang nabi palsu".
Apabila uraian yang telah dikemukakan diatas diperhatikan, nyatalah bahwa apa yang dikemukakan oleh Dr. Mulder itu tidak benar. Ayat-ayat kitab Ulangan tersebut adalah menubuatkan kedatangan seorang Nabi yang khusus dengan menerangkan sifat-sifat dan tanda-tandanya. Orang Yahudi sendiri telah menunggu-nunggu kedatangannya hingga berabad-abad lamanya sesudah Nabi Musa seperti yang dinyatakan oleh ayat-ayat Injil yang telah dikemukakan diatas. Nubuatan itu tidak diraggukan lagi adalah mengenai kedatangan Nabi Muhammad s.a.w.
Dengan keterangan diatas ini nyatalah bahwa Nabi yang dinubuatkan Nabi Musa dalam kitab Ulangan itu ialah Nabi Muhammad s.a.w., bukan Yesus.
Posting Komentar
Jika anda menyertakan link baik itu link hidup atau mati maka admin akan menghapus komentar anda..terima kasih